29 Juni 2008

Tuntut Kenaikan Tarif, Sopir Angkutan Kota Mogok Beroperasi

Tarif Angkutan Kota Rp3000
Oleh Hieronimus Bokilia
Ende, Flores Pos
Sopir angkutan kota (angkot) yang beroperasi di wilayah kota Ende dan sekitarnya melakukan aksi mogok menyusul pengumuman pemerintah menetapkan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) sebesar 28,70 persen. Aksi mogok sopir angkot tersebut menuntut kenaikan tarif angkot yang sebelumnya sebesar Rp2500 untuk penumpang dewasa namun dibayar Rp2000 dan Rp1500 untuk pelajar/mahasiswa namun juga hanya dibayar Rp1000.
Setelah mogok di depan gedung DPRD Ende, Jalan El Tari, sopir angkot dan kendaraan masing-masing lalu bergerak menuju rumah jabatan bupati untuk bertemu dan berdialog dengan bupati. Lima perwakilan sopir angkot akhirnya diijinkan bertemu Bupati Ende, Paulinus Domi dan menyampaikan keluhan dan tuntutan mereka agar pemerintah secepatya menyesuaikan tarif angkutan kota seiring kenaikan harga BBM. Usai bertemu bupati mereka kembali beroperasi melayani penumpang dengan tarif lama sesuai hasil pembicaraan dengan bupati.
Sekitar 20 kendaraan angkot mulai bergerak dari simpang lima pada Sabtu (24/5) sekitar pukul 09.25. sebelumnya mereka berencana menuju ke gedung DPRD guna menyampaikan keluhan dan permintaan mereka ke anggota DPRD Ende. Namun karena pada saat itu hari libur dan tidak ada anggota DPRD yang berada di kantor, para awak angkot itu akhirnya langsung memutuskan untuk menuju ke rumah jabatan bupati dan bertemu langsung dengan bupati. Tiba di rumah jabatan bupati, dengan tertib mereka memarkir kendaraan di sisi kiri dan kanan badan jalan di jalur Jalan Nangka. Beberapa orang menemui petugas Satuan Polisi Pamog Praja yang bertugas jaga di rumah jabatan. Setelah berkoordinasi, para awak angkot akhirnya diijinkan bertemu bupati namun hanya diminta utusan atau perwakilan sebanyak lima orang.
Secara spontan, mereka menunjuk Renol sopir angkot Juliano, Askobar sopir angkot Yolanda, Boby Sopir angkot Buana, Sadar sopir angkot Nusantara dan Ito sopit angkot Liontin. Setelah menunggu beberapa saat karena bupati masih menerima tamu, para sopir angkot kemudian diijinkan bertemua bupati. Saat itu bupati didampingi Kepala Dinas Perhubungan, Mansur Do, Kepala Bagian Humas Defi Daniel.
Mansur Do mengatakan, menyikapi kenaikan harga BBM sebesar 28,70 persen yang diumumkan pemerintah pusat, mereka telah membuat tabel-tabel penyesuaian kenaikan tarif angkutan baik angkutan kota maupun angkutan pedesaan untuk mengantisipasi kenaikan harga BBM dimaksud. Dikatakan, kewenangan menetapkan tarif merupakan kewenangan gubernur maka tabel yang disiapkan baru dapat diberlakukan dengan SK bupati jika sudah ada keputusan dari gubernur terkait tarif regional NTT baik tarif tertinggi dan terendah yang berlaku nanti. Bupati, kata Mansur juga sudah mengingatkan untuk melakukan persiapan guna menyikapi pengumuman kenaikan harga BBM.
Bupati Paulinus Domi dihadapan sopir angkot mengatakan, kenaikan BBM yang semula hanya isu telah menjadi kenyataan setelah diumumkan secara resmi oleh pemerintah. kenaikan harga BBM dampaknya sangat terasa dan pemerintah telah melakukan berbagai upaya mengantisipasi kenaikan harga BBM. “Bagus anak-anak saya datang ke saya supaya sama-sama pahami aturan perundang-undangan sesuai petunjuk.” Terkait kenaikan harga BBM itu, kata Bupati Domi di daerah juga perlu menyesuaikannya termasuk tarif angkutan agar tidak terjadi pungutan liar. Guna menyesuaikan tarif angkutan, pemerintah kabupaten masih menunggu keputusan dari gubernur. Jika keputusan sudah diturunkan akan langsung dilakukan perhitungan untuk menetapkan tarif angkot.
Terkait aksi ogok yang dilakukan, Bupati Domin mengimbau kepada mereka untuk tidak melakukan aksi mogok dan kembali melayani masyarakat seperti biasa. Dia berharap agar semua pihak saling mengerti. “Jalan dulu dengan tarif yang ada. Kalau sudah ada SK gubernur kita langsung undang semua pihak terkait untuk bahas penyesuaian tarif.” Kenaikan harga BBM, kata dia tidak saja terjadi di Ende tetapi di seluruh wilayayh Indonesia dan setelah itu akan dilakukan penyesuaian tarif. Dia berharap, para sopir angkot tidak ditunggangi pihak-pihak tertentu yang akhirnya memporakporandakan daerah. “Harap semua jalan seperti biasa. Coba jalan dulu cari uang dengan tarif yang ada. Sampaikan juga ke pemilik kendaraan kondisi saat ini.”
Jurubicara sopir angkot Renol mengatakan, semua rekan-rekan sopir menghendaki agar jika jadi disesuaikan tarif angkutan diharapkan agar tarif yang ditetapkan bulat dan jangan ada setengah-setengah lagi. Dikataka, kalau dulu tarif ditetapkan sebesar Rp2500 untuk penumpang dewasa namun hanya dibayar Rp2000 demikian juga penumpang pelajar yang ditetapkan Rp1500 namun hanya dibayar Rp1000. jadi dia meminta jika ditetapkan angkanya dibulatkan.
Ogen Lusia, sopir angkot Permata lin Roworeke kepada Flores Pos mengatakan, kenaikan harga BBM sangat berpengaruh terhadap penerimaan mereka. Jika pemerintah tidak secepatnya menaikan tarif, mereka akan sangat rugi. Dulu sehari mereka bisa mengisi bensin sampai penuh dan mengeluarkan uang Rp120-130 ribu. Namun jika dengan kenaikan dan harga bensin menjadi Rp6000 maka sehari jika mereka harus mengisi sampai penuh maka harus mengeluarkan uang sampai Rp250-260 ribu. “Kalau tarif tetap kami tidak bisa buat apa-apa. Habis untuk isi minyak. Isi minyak saja sudah susah bagaimana mau setor ke pemilik oto?” tanya Igen
Dikatakan, sehari mereka harus menyetor sebesar Rp150 ribu kepada pemilik angkot. Sedangkan pendapatan kotor sehari hanya Rp250 ribu dan akan habis digunakan untuk mengisi 27-30 lieter bensin. Jika tetap menggunkaan tarif lama maka penerimaan sehari hanya cukup mengisi bensin dan tidak cukup untuk disetor ke pemilik angkot. Igen meminta pemerintah untuk memikirkan kesulitan yang dialami para sopir angkot. Dia meminta agar kalau bisa tarif angkot dinaikan menjadi Rp4000 per penumpang dewasa dan Rp2000 untuk penumpang pelajar/mahasiswa.
Antiran Panjang
Sepanjang hari menjelang diumumkannya kenaikan harga BBM, antiran panjang kendaraan baik roda dua maupun roda empat terjadi di dua SPBU yakni SPBU Waemantar di Jalan gatot Subroto dan SPBU Ndao. Antrian panjang tersebut masih terjadi sampai Sabtu dan Minggu. Supervisor SPBU Waemantar, Blasius Mat kepada Flores Pos, Sabtu siang mengatakan, antrian paling banyak terjadi sampai Sabtu Jumad malam. Bahkan pada Jumad siang sekitar pukul 14.00 premium di pompa 2 habis sehingga pelayanan pembelian premium baik untuk sepeda motor maupun mobil hanya dilayani di satu pompa. Premium baru dapat disuplai Depot Pertamina pada Sabtu pagi sekitar pukul 08.00 sehingga pelayanan baru kembali normal di dua pompa yang ada.
Dikatakan, antrian yang terjadi pada Sabtu sudah mulai berkurang. Kemungkinan mereka yang masih antri membeli premium karena pada Jumad mereka tidak sempat kebagian premium. Saat ini, kata dia, stok premium maupun solar di SPBU Waemantar pada posisi aman. Premium sebanyak 14 ribu kiloliter pada dua bak penamung sedangkan satu penampung tersisa 11 ribu liter. Sedangkan solar masih pada posisi 14.500 kiloliter.
Berlakukan Tarif Baru
Sejak diumumkan kenaikan BBM oleh pemerintah, kata Blasius, mereka langsung menerapkan harga baru yang telah ditetapkan. Untuk premium dijual seharga Rp6000 per liter dan solar seharga Rp5.500 per liter. Namun, kata Blasius, kendati premium dan solar yang dijual diambil dengan harga lama dan dijual dengan harga baru tetapi mereka harus menebus ke Depot Pertamina dengan harga baru.
Pelayanan Jerigen
Dikatakan, untuk pelayanan pembelian menggunakan jerigen hanya diperuntukan bagi mereka yang mengantongi ijin dari Bagian Ekonomi. Namun pelayanan kepada mereka juga hanya bagi yang memiliki rekomendasi yang dikeluarkan dengan batas akhir 21 Mei. Sedangkan yang lainnya tidak lagi dilayani. Pelayanan baru kembali dilakukan pada Senin hari ini namun banyaknya pembelian dibatasi. Rekomendasi dari Bagian Ekonomi nanti hanya untuk satu kali pembelian. Kepada masyarakat yang berada di radius kota, pelayanan pembelian dibatasi hanya 50 liter. Sedangkan yang radius di luar kota sampai 70 kilometer pelayanan pembelian bisa lebih dari itu. Akan tetapi pelayanan pembelian dengan jerigen juga akan dilihat lagi kebutuhan mereka. Hal itu untuk membatasi pembelian yang hanya untuk konsumsi sendiri terkecuali bagi mereka yang menghajukan permohonan untuk melayani pembeli di daerah luar kota.
Tarif Disesuaikan
Menyikapi tuntutan sopir angkot, Pemerintah Kabupaten Ende setelah menerima SK gubernur terkait penyesuaian tarif angkutan mengelar rapat bersama di rumah jabatan bupati. Rapat dipimpin Bupati paulinus Domi dihadiri Kepala Depot Pertamina, Wawan Gunawan, Kepala Dinas Perhubungan, Mansur Do, Kepala Dinas Pertambangan dan Energi, Thom R. Benge, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Raimundus Panda, Kepala Bagian Ekonomi, Muslim Rauf, Kepala Bagian Humas, Defi Daniel dan Kepala Bagian Hukum, Aurelius Fernandes.
Setelah melakukan perhitungan-perhitungan menyesuaikan SK gubernur dan kondisi ril di Ende, bupati kemudianmengeluarkan surat keputusan bupati Nomor 145 tahun 2008. berdasarkan SK bupati itu ditetapkan tarif angkutan penumpang umum yang berlaku dalam wilayah kabupaten Ende, tarif angkutan penumpang umum daslam kota termasuk kota kecamatan jauh dekat radius sembilan kilometer, untuk masyarakat umum dari Rp2500 naik menjadi Rp3000. untuk pelajar/mahasiswa dari Rp1200 naik menjadi Rp1500. Sedangkan untuk tarif dasar angkutan penumpang umum luar kota atau angkutan pedesaan ditetapkan dari Rp155 per kilometer per penumpang naik menjadi Rp196,50 sen per kilometer per penumpang.
Pada Sabtu malam setelah ditetapkan penyesuaian tarif, pemerintah langsung mengumumkannya baik melalui radio maupun menggunakan mobil keliling untuk diketahui masyarakat.

Tidak ada komentar: