26 Agustus 2009

Danrem Minta Waspadai Masuknya Teroris ke NTT

* Bupati Don Wangge Minta Camat Data Orang Baru

Oleh Hieronimus Bokilia

Ende, Flores Pos

Komandan Korem 161 Wirasakti Kupang, Kolonel Inf. Dodi Usodo Hargo Suseno meminta segenap warga masyarakat NTT umumnya dan Kabupaten Ende khususnya untuk selalu mewaspadai masuknya teroris di wilayah NTT dan Flores Khususnya. Wilayah NTB dan NTT menurutnya adalah daerah yang masuk dalam anatomi terorisme dan NTT serta NTB dijadikan sebagai daerah konsolidasi dan persembunyian para teroris.

Hal itu dikatakan Danrem 161 Wirasakti, Kolonel Inf Dodi Usodo Hargo Suseno saat tatap muka dengan Bupati Ende dan masyarakat Kabupaten Ende di lantai dua kantor bupati, Kamis (13/8) lalu. Danrem Suseno pada kesempatan ini meminta seluruh jajaran untuk memperketat pengawasan terutama jalur-jalur keluar dan masuknya orang terlebih khusus orang yang masuk ke wilayah NTT.

Dikatakan, bagi warga yang masuk ke wilayah NTT perlu diperketat pengawasannya dan bila perlu dilakukan pemeriksaan atas barang-barang bawaan mereka yang dibawa serta masuk ke wilayah NTT. Lebih khusus dia mengatakan, pemeriksaan lebih difokuskan pula terutama untuk barang-barang yang dibawa masuk dari Timor Leste. Menurutnya, Timor Leste kendati merupakan negara yang kecil namun harus tetap diwaspadai. Hal itu karena kendatipun Timor Leste negara kecil namun dalam strategi pertahanan tidak boleh diangap remeh karena kendatipun negara kecil namun dalam beberapa hal Indonesia sering dilecehkan. Dia mengambil contoh pembunuhan warga negara Indonesia yang sampai sekarang pelakunya belum juga ditangkap. “Timor Leste itu luas berapa dan berapa jumlah penduduknya. Kok sampai sekarang pelaku pembunuhan WNI belum juga ditangkap.”

Danrem Suseno mengakui saat ini memang kondisi keamanan dan ketertiban di wilayah NTT relatif aman dan kondusif namun dalam kondisi seperti ini harus tetap waspada. Sejauh ini pula, belum ada laporan adanya gembong teroris yang bersembunyi di wilayah NTT. Namun, kata dia, masuknya teroris secara sembunyi-sembunyi sehingga perlu ditingkatkan pengawasan dan perlu dilakukan pencegahan secara dini. Perlu pula dihidupkan kembali des anti teroris yang dahulu pernah ada. Koordinasi dan patroli secara rutin bersama sebagai tindakan pencegahan aktif. Pencegahan pasif dari masyarakat juga perlu dilakukan yakni melalui tindakan melaporkan setiap kecurigaan terhadap orang-orang asing.

Bupati Ende, Don Bosco M Wangge apda kesempatan itu mengatakan, terkait adanya informasi bahwa di wilayah NTT merupakan daerah aman yang dijadikan tempat persembunyian bagi para teroris pihaknya telah mengambil langkah antisipatif. Para camat telah diminta untuk waspada dan selalu mendata warga asing yang masuk ke wilayahnya masing-maisng.


Penegasan soal terorisme juga kembali disampaikan Bupati Don Wangge dalam sambutannya saat memimpin apel bendera memperingati HUT ke-64 kemerdekaan Indonesia di Lapangan Pancasila, Senin (17/8). Bupati Don Wangge menegaskan, pasca pemilu yang berjalan aman dan damai semua kita dikejutkan dengan ledakan dan teror bom di Jakarta yang menyebabkan korban meninggal dan luka-luka. Belajar dari peristiwa itu, Bupati Don Wangge mengajak seluruh masyarakat agar secara bersama menangkal dan memberantas semua bentuk terorisme maupun anarkhisme dengan meningkatkan siskamling, menerapkan wajib lapor bagi pendatang baru, mewaspadai setiap pergerakan orang atau kelompok yang dapat mengancam keamanan dan kenyamanan di daerah ini. “Jika ada hal-hal yang mencurigakan hendaknya jangan main hakim sendiri tetapi laporkanlah kepada pihak berwajib agar dapat diproses sesuai hukum yang berlaku.”




Tidak ada komentar: