26 Agustus 2009

Nagekeo Juara Umum Kejuarda Shoto-Kai

* Kantongi 18 Emas, 10 Perak dan 9 perunggu

Oleh Hieronimus Bokilia

Ende, Flores Pos

Kabupaten Nagekeo akhirnya keluar sebagai juara umum pertama dalam kejuaraan daerah Shoto-kai memperebutkan piala bergilir gubernur NTT I dan piala bupati Ende. Nagekeo berhasil menyabet 18 emas, 10 perak dan sembilan perunggu dalam kejurda yang berlangsung selama dua hari tersebut. Di posisi kedua kejurda ini ditempati Kabupaten Ngada yang berhasil mengantongi 17 emas, 13 perak dan enam perunggu dan ditempat ketiga diraih Kabupaten Sikka dengan sembilan emas, 11 perak dan 10 perunggu.


Kejuaraan daerah Shoto-kai yang dipertandingkan sejak Jumad-Sabtu (21-22/8) di aula Biara Bruderan St Konradus ini diikuti tujuh kabupaten masing-masing Manggarai Barat, Mangarai, Ngada, Nagekeo, Sikka, Sumba Barat dan Sumba Barat Daya. Sedangkan Kabupaten Ende yangmenjadi tuan rumah tidak mengikutsertakan atlitnya pada kejurda ini.


Wakil Bupati Ende, Achmad Mochdar dalam sambutannya saat menutup kejurda Shoto-kai yang dibacakan Staf Ahli Bupati Ende Bidang Pembangunan, Abraham Badu mengatakan, terima kasihnya atas keterlibatan atlit-atlit selama kejurda sejak pembukaan hingga acara penutupan dan kiranya semangat persaudaraan, kekekeluargaan, sportifitas dan kejujuran serta ketahanan fisik dan mental yang telah dibina dan dibangun selama kejurda berlangsung terus ditingkatkan bukan hanya dibidang olahraga namun juga dalam bidang pembangunan masyarakat di daerah ini. Dihrapkan pula agar kendati kejurda akan diakhiri namun agar terus diselenggarakan secara teratur dari tahun ke tahun. Kejurda juga bukan hanya sebagai moment merajut persaudaraan dan keakraban tetapi juga sebagai ajang pembinaan mental, emosional dan sportifitas sekaligus menjadi momen meraih prestasi di bidang olahraga.


Kepada para atlit yang meraih juara dalam kejurda, disampaikan proficiat dan terima kasih atas prestasi yang telah diraih. “Saya berharap kiranya prestasi ini dapat menjadikan saudara-saudari semakin rendah hati dan sekaligus memotifasi diri untuk terus berjuang meraih sukses yang lebih besar di masa yang akan datang.” Prestasi yang diraih, lanjutnya diharapkan pula bisa mendorong dan memotifasi semangat yang lain untuk turut serta dan terus berupaya mengembangkan potensi dan kemampuan yang dimiliki secara optimal khususnya dalam bidang olahraga. Bagi yang belum berprestasi, diharapkan agar tidak berkecil hati tetapi berbenah dan berupaya bangkit berjuang dan yang terpenting adalah bagaimana memanfaatkan momen ini sebagai kesempatan memacu dan mengembangkan bakay dan potensi diri. Dengan demikian, kelak dapat berprestasi yang lebih baik pada berbagai event di masa mendatang.


Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PB Forki, Madju Dharyanto kepada Flores Pos disela-sela acara penutupan mengatakan, mengikuti ajang kejurda dan setelah mengamati jalannya kegiatan ini, dia melihat begitu banyak potensi atlit yang dimiliki yang tidak saja memiliki potensi untuk berkiprah di tingkat nasional namun bahkan bisa ke ajang internasional. Hanya saja, kata dia, atlit-atlit berprestasi seperti itu terus diperhatikan dan dibina. Mereka hendaknya tidak terlalu cepat diminta menjadi pelatih karena potensi mereka cukup bagus untuk menjadi atlit yang bisa berprestasi. Potensi kadet (anak muda belia), lanjut Dharyanto juga sangat bagus. Selama mengikuti berbagai kegiatan di daerah-daerah lain, dia belum melihat disiplin diri yang begitu bagus pada atlit namun hal itu dia temukan dalam kejurda ini. Para kadet begitu disiplin dalam setiap kegiatan. Selain disiplin yang bagus, dia juga melihat potensi yang cukup bagus, teknik yang dimiliki juga sangat baik dan tinggal dikembangkan terus ke depan. “Sangat disayangkan kalau potensi yang bagus ini tidak ditindaklanjuti.”


Terkait kejurda yang digelar, kata Dharyanto, sudah memenuhi unsur. Atlit-atlit yang tampil sudah memenuhi standar nasional bahkan internasional. Rata-rata mereka tidak saja juara di komite namun juga di kelas kata. Untuk itu, pengurus harus kreatif untuk mengemas even kejuaraan secara rutin agar bakat yang dimiliki ini bisa terus diasah. Bila perlu, lanjut dia, perlu dibuat kejuaraan terbuka yang tidak saja mengikutsertakan salah satu perguruan tetapi melibatkan sejumlah perguruan yang ada baik di NTT maupun di Ende khususnya. Hal itu perlu agar bisa membangun semangat kompetisi. “Harus berani buat kejuaraan terbuka kalau mau maju.”


Pada acara puncak sebelum penutupan, terlebih dahulu dipertandingkan lima partai bergengsi baik putra dan putri yakni kelas putra senior 53 kilogram antara Yoktan Mone dari Nagekeo vs Korbnelis dari manggarai yang dimenangkan oleh Yoktan. Kelas win 600 kilogram antara Riki dari Sikka menghadapi Nus dari Manggarai yang dimenangkan oleh Riki, kelas bebas putri senior antara Yofiana dari Nagekeo menghadapi Ema dari Sikka dan dimenangkan oleh Yoviana dari Nagekeo. kelas berat putra senior antara dimenngkan Yoktan dari Nagekeo. usai acara pertandingan dilanjutkan dengan penghormatan pemenang dan penyerahan piala bergilir gubernur NTT dan piala tetap bupati Ende kepada juara umum kejurda Shoto-kai.


Acara puncak Kejurda Shoto-Kai juga dimeriahkan vokal group Golgota Voice pimpinan Paskalis Lanamana. Hadir pula pada acara penutupan ini, Ketua Dewan Wasit PB Forki, Donald PL Kolopita, Ketua Umum Shoto-Kai Pengcab Ende, Yos mario Lanamana, etua Majelis Sabuk Kabupaten Ende, Agus Radja, Ketua Panitia Kejurda Shoto-Kai, Barnabas L Wangge dan sejumlah undangan lainnya.




Tidak ada komentar: