26 Agustus 2009

Wujudkan Swasembada Pangan 2012, PPL Harus Lebih Proaktif

* Perlu Dukungan Dana

Oleh Hieronimus Bokilia

Ende, Flores Pos

Dalam rangka mewujudkan visi dan misi terutama mewujudkan Ende swasembada pangan pada tahun 2012, seluruh petugas penyuluh lapangan (PPL) diharapkan lebih proaktif dalam mendukung program pemerintah ini. Sekarang ini sudah tidak ada waktu lagi untuk santai-santai bagi PPL. PPL harus bisa tidur di pondok dan dekat dengan para petani.


Hal itu dikatakan Wakil Bupati Ende, Achmad Mochdar dalam sambutannya saat membuka kegiatan lomba cipta menu di aula Paroki Onekore, Kamis (20/8). Menurut Wabub Mochdar, tekad bupati dan wakil bupati untuk mewujudkan ende swasembada pangan 2012 harus didukung berbagai pihak terutama PPL sebagai ujung tombak di lapangan. PPL, kata dia sudah tidak ada waktu lagi untuk main-main dengan tekad yang telah dinyatakan bupati dan wakil bupati tersebut.


Untuk mewujudkannya, para PPL tidak ada waktu lagi untuk santai-santai. Bersama Bupati Don Bosco M Wangge, lanjut Wabub Mochdar mereka sudah membagi tugas terkait monitoring pelaksanaan program mewujudkan swasemnbada pangan 2012. bupati dan wakil bupati akan lebih banyak waktu turun ke lapangan melihat dari dekat pelaksanaan kegiatan untuk mendukung tekad tersebut. Untuk itu, lanjutnya, jika bupati dan wakil bupati sudah lebih banyak tidur di lapangan maka para kepala dinas, badan harus selalu berada di lapangan pula. “Kalau bupati, wakil bupati dan para kepala dinas sudah tidur di desa-desa maka PPL harus tidur di kebun petani.”


Dikatakan, guna melaksanakan program swasembada pangan 2012, bupati sudah mempunyai konsep untuk menempatkan satu pegawai negeri sipil (PNS) di setiap desa. Keberadaan PNS ini untuk membena desa lebih khusus di sektor pertanian.


Kepala Badan Ketahana Pangan dan Penyuluhan Pertanian Kabupaten Ende, Uran Muhidin kepada Flores Pos mengatakan, tekad bupati dan wakil bupati mewujudkan Ende swasembada pangan 2012 merupakan tekad yang perlu didukung. PPL sebagai ujung tombak memang perlu ditingkatkan perannya di wilayah tugasnya masing-masing. Hanya saja saat ini, kata Muhidin PPL yang dimiliki masih sangat terbatas. Kondisi ini mengakibatkan satu orang PPL memiliki wilayah tugas lebih dari satu desa. “Idealnya satu PPL menangani satu desa.”


PPL yang ada saat ini berjumlah 185 terdiri dari 95 PNS dan tenaga hariuan lepas dan kontrak daerah. Dari jumlah tenaga PPL PNS sebanyak 95 ini, ada tujuh yang sudah menjadi tenaga fungsional yang mendesain sistem penyuluhan di lapangan dan ada pula yang sedang tugas belajar. Dengan demikian, tenaga PPL yang telah diangkat menjadi PNS hanya sedikit saja yang bertugas di lapangan selebihnya tenaga harian lepas atau tenaga bantu penyuluh dan kontrak daerah.


Menyangkut pernyataan Wabub Mochdar bahwa PPL harus tidur dipondok petani, kata Muhidin itu merupakan suatu keharusan dan idealnya demikian. Namun berbicara soal pemondokan juga penting demi menjamin keberadaan PPL di desa-desa dan untuk itu membutuhkan biaya. Dikatakan, dulu ada biaya untuk pemondokan namun sekarang sudah tidak lagi untuk itu agar para PPL bisa menetap di wilayah tugas masing-masing perlu dipikirkan pula biaya pemondokan bagi mereka. “Itu penting untuk ikat dia menetap di desa.”


Terkait program swasembada pangan 2012, kata Muhidin, jika ditinjau dari aspek penyuluh kendatipun jumlahnya terbatas namun kerja keras mereka di lapangan sangat bisa mewujudkan tekad pemerintah itu. PPL jelas akan digenjot untuk melakukan penyuluhan ke daerah-daerah sasaran program. Hanya saja, kata dia, yang perlu dipikirkan saat ini adalah pendanaan untuk mendukung program pemerintah itu yang dituangkan dalam APBD. Terutama pada dinas-dinas kemakmuran seperti dinas pertanian, peternakan, perikanan, kehutanan, koperasi dan BKP3. “Dari sisi anggaran pro ke program swasembada pangan atau tidak?” menurut dia, tekad sudah kuat dan tinggal diimplementasikan pada rencana kerja 2010 dan didukung anggaran yang memadai.


Lebih lanjut dikatakan, inti dari semua itu untuk mewujudkan program pemerintah mencapai swasembada pangan 2012 titik tolaknya kembali kepada petani. Petani harus digerakan semangatnya untuk bangkit karena kunci terakhir dari semua kegiatan itu adalah di petani.




Tidak ada komentar: