18 Maret 2009

Stok Vaksin Anti Rabies di Dinkes Ende Menipis

Selama Januari Terdapat 78 Kasus Gigitan
Oleh Hieronimus Bokilia
Ende, Flores Pos
Stok vaksin anto\i rabies yang dimiliki Dians Kesehatan Kabupaten Ende kian menipis. Menipisnya stok vaksin anti rabies ini terjadi karena tingginya kasus gigitan selama tahun 2008 dan awal tahun 2009. stok vaksin yang ada saat ini tinggal 200 viar dan mencukupi kebutuhan sampai bulan April mendatang.
Hal itu dikatakan Kepala Seksi Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit pada Dinas Kesehatan Kabupaten Ende, Yoseph Deo di ruang kerjanya, Selasa (17/2). Dikatakan, sampai dengan bulan Februari ini, stok vaksin antoi rabies yang dimiliki dians tinggal 200 viar. Stok vaksi itu, tegas Deo bisa mencukupi kebutuhan sampai bulan April mendatang.

Kasus Gigitan Tinggi
Dikatakan, menipisnya stok vaksin tersebut disebabkan karena selama tahun 2008 kasus gigitan di Ende cukup tinggi yakni sebanyak 723 kasus gigitan. Dari jumlah ini, terdapat 21 kasus gigitan yang telah melalui proses pemeriksaan dinyatakan positif rabies. Adri total gigitan tersebut, dua orang dinyatakan meninggal karena gigitan hewan penyebar rabies.
Sedangkan selama tahun 2009, hanya untuk bulan Januari saja sudah terdapat 78 kasus gigitan yang tersebar di 21 puskesmas selain Puskesmas A. Yani Pulau Ende yang tidak memiliki populasi anjing. Dari jumlah gigitan ini, kasus terbanyak terjadi di wilayah Ende kota. Kondisi ini terjadi mengingat di wilayah kota saat ini populasi anjing semakin bertambah.

Layani Kabupaten Tetangga
Yoseph Deo mengatakan, selain disebabkan karena tingginya kasus gigitan, menipisnya stok vaksin anti rabies juga disebabkan karena stok yang dimiliki harus pula melayani korban gigitan yang berasal dari dua kabupaten tetangga yakni Ngada dan Nagekeo. “Banyak korban gigitan dari Ngada dan Nagekeo yang datang cari vaksin di Ende.”
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Ende, Agustinus G. Ngasu mengatakan, terkait keluhan masyarakat menyangkut tidak adanya stok vaksin yang terdapat di Puskesmas terjadi karena vaksin belum diambil dari dinas. Seharusnya, kata dia jika stok vaksin sudah habis di puskesmas maka pihak puskesmas mengajukan permintaan ke dinas untuk menambah stok.

Belum Buat Laporan
Dikatakan, belum diambilnya stok baru oleh pihak puskesmas terjadi dimungkinkan karena pihak puskesmas belum membuat laporan menyangkut penggunaan vaksin. Selama ini, kata Gusti, setiap puskesmas yang mau mengajukan penambahan stok vaksin harus melampirkan dengan laporan pemanfaatan vaksin, jumlah vaksin tersisa dan jumlah yang kadaluarsa. “Stok di dinas ada. Puskesmas yang butuh tinggal ambil di dinas. Jadi kalau di puskesmas tidak ada stok bisa karena belum diambil tapi bisa juga karena belum ada kasus gigitan.”
Stok yang dimiliki dinas, katanya mencukupi. Memang diakui bahwa stok yang dimiliki selama ini banyak dimanfaatkan warga di daerah perbatasan terutama di wilayah perbatasan Maukaro dengan Nagekeo. Warga dari Nagekeo yang terkena gigitan selalu berobat di puskesmas Maukaro. “Tidak sedikit warga Ngada dan Nagekeo yang minta berobat di puskesmas kita.”

1 komentar:

vian mengatakan...

saya suka dengan tulisan yang anda buat. saya sedang membuat proposal ttg ketersediaan vaksin anti rabies di kab Ende. saya hara anda dapat membantu saya dengan memberikan informasi lain seputar vaksin anti rabies.