18 Agustus 2010

24 Calon Tenaga Kerja Pertanyakan Nasib ke PT Rekadaya Elektrical

* Lepas Kuliah Hanya Karena Dinyatakan Lulus Seleksi

Oleh Hieronimus Bokilia


Ende, Flores Pos

Sebanyak 24 orang calon tenaga kerja yang direkrut Himpunan Ahli Pembangkitan Tenaga Listrik Indonesia (HAKIT) kerja sama dengan PT Rekadaya Elektrical dan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Ende mempertanyakan nasib mereka. Hal itu karena sejak mereka ditetapkan lulus dalam seleksi dan dijanjikan akan mengikuti pelatihan di KLK Dinas Tenaga Kerja Ende dan mengikuti training di Kalimantan ternyata tidak terlaksana.


Bahkan sampai saat ini nasib mereka semakin tidak jelas sejak adanya pengumuman penerimaan 140 tenaga operator oleh PT PLN Wiayah NTT. Karena itu, ke-24 calon tenaga kerja ini merasa ditelantarkan dan telah ditipu pihak PT Rekadaya Elektrical. Mereka mengancam jika nasib mereka tidak diperhatikan mereka akan melakukan aksi demo dan memproses hukum pihak terkait yang telah merekrut mereka.


Kepada Flores Pos di Ende, Jumad (16/7), Arman Abubakar mewakili rekan-rekannya mengatakan, mereka mengikuti tes menjadi tenaga operator dan tenaga teknisi PLTU Ropa setelah mendengar pengumuman melalui radio dan pengumuman di gereja. Mereka kemudian mendaftar dan mengikuti proses seleksi dan proses tes sebanyak empat tahapan. Dari sekitar 88 tenaga kerja yang mendaftar, kata Abubakar, dia dan teman-temannya sebanyak 24 orang dinyatakan lulus seleksi.


Selanjutnya, mereka diminta untuk mendaftar ulang. Saat itu, kata dia, pihak HAKIT dan PT Rekadaya Elektrical menjanjikan kepada mereka bahwa mereka akan mengikuti pelatihan awal di KLK Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi. Pelatihan di KLK Dinasnakertrans, lanjutnya akan dilaksanakan selama dua minggu dan akan digelar setelah hari raya Idulfitri tahun 2009. setelah mengikuti pelatihan di KLK baru kemudian diberangkatkan ke Kalimantan untuk mengikuti pelatihan lanjutan. Namun, kata Abubakar, pelatihan di KLK Disnakertrans yang dijanjikan hingga saat ini tidak pernah terlaksana.


Menyikapi hal itu, lanjut Abubakar, dia dan rekan-rekannya berupaya mempertanyakan hal itu kepada pihak PT Rekadaya Elektrical di Ropa. Oleh Manajer Lapangan PT Rekadaya Elektrical Ropa, mereka dijanjikan akan dipanggil secara bertahap untuk mengikuti pelatihan. Namun janji itu lagi-lagi tidak pernah terealisasi dan tidak satupun dari ke-24 orqng yang telah dinyatakan lulus seleksi itu dipanggil untuk mengikuti pelatihan apalagi untuk bekerja.


Kekhawatiran dia dan rekan-rekannya semakin memuncak, kata Abubakar menyusul dikeluarkannya pengumuman penerimaan tenaga operator dan teknisi oleh PT PLN Wilayah NTT yang membnutuhkan 140 tenaga kerja. “Kami sebagai tenaga kerja yang sudah lolos seleksi merasa ditipu dengan adanya pengumuman penerimaan tenaga kerja baru ini. kalau mau jujur kami mau diterima tanpa syarat karena kami sudah dinyatakan lulus dalam proses seleksi yang dilaksanakan,” kata Abubakar.


Berhenti Kuliah

Andris Mapawa, salah satu calon tenaga kerja lainnya mengatakan, dengan dinyatakan lulus dan sampai sekarang tidak ada kejelasan baik dari HAKIT maupun dari PT Rekadaya Elektrical terkait nasib mereka, mereka sangat dirugikan. Apalagi, kata Mapawa, dia dan beberapa temannya seperti Patrisius Tokan, Alfridus Wolo, Marianus Sairo dan Rio Efendi, terpaksa harus berhenti kuliah karena sudah dinyatakan lulus seleksi penerimaan tenaga teknisi dan operator PLTU Ropa. Dikatakan, dalam benaknya, dia dan teman-temannya sudah pasti akan dipekerjakan setelah mengikuti proses pelatihan dan training di Kalimantan seperti yang dijanjikan. Bahlkan ada sejumlah rekannya lain yang sudah bekerja di tempat lain terpaksa berhenti bekerja karena sudah dinyatakan lulus seleksi.


Namun, lanjut Mapawa, dengan tidak jelasnya nasib mereka dan belum dipanggilnya mereka untuk mengikuti pelatihan jelas sudah sangat merugikan. Karena itu, kata Mapawa, dia dan teman-temannya menginginkan agar mereka tetap diterima bekerja di PLTU Ropa. “Kami sekarang hanya tunggu dipanggil untuk ikut training seperti yang dijanjikan saat kami daftar ulang dulu,” kata Mapawa. Menurutnya, dia dan teman-temannya hingga saat ini tidak bisa mendaftar ke tempat kerja lain karena sudah yakin akan diterima bejerka di PLTU Ropa. “Kami mau daftar ke tempat lain juga tidak bisa. Untuk yang terima baru ini batas umur 20 tahun sedangkan kami sudah umur lebih,” kata Mapawa.


Demo dan Proses Hukum

Andris Mapawa, Arman Abubakar dan sejumlah calon tenaga kerja lainnya mengancam jika mereka tidak diterima dan tidak ada kejelasan nasib mereka maka mereka akan menggelar aksi demi baik ke DPRD Ende dan juga ke lokasipembangunan PLTU Ropa di Desa Kelitembu Kecamatan Maurole. Mereka juga mengancam akan memproses hukum pihak HAKIT dan PT Rekadaya Elektrical yang telah mentelantarkan dan menipu mereka.


Sebelumnya ke-24 calon tenaga kerja di PLTU Ropa ini sempat mengadukan nasib mereka kepada Yustinus Sani, anggota DPRD Ende dari PDI Perjuangan. Mereka meminta lembaga Dewan untuk memfasilitasi menyelesaikan dan memperjuangkan nasib mereka. Kepada ke-24 calon tenaga kerja PLTU Ropa ini, Yustinus Sani meminta untuk melaporkan secara resmi permasalahan yang mereka alami ke DPRD Ende atau kepada Komisi B.


Site Manajer Pembangunan PLTU I NTT di Ropa, Rizal saat dihubungi per telepon dari Ropa, Minggu (18/7) mengatakan, saat ini PLTU Ropa masih dalam tahapan pembangunan. Sedangkan ke-24 calon tenaga kerja yang direkrut tersebut adalah untuk tenaga teknisi dan operator PLTU Ropa pada saat pengoperasian. Karena itu, mengingat pembangunan PLTU Ropa yang semula diperkirakan selesai pada bulan Juli namun hingga kini belum selesai maka mereka belum dapat dipanggil untuk mengikuti training dan dipekerjakan.


Pengoperasian PLTU Ropa, kata Rizal sesuai surat dari PT Rekadaya Elektrical Jakarta ke Dinas Nakertrans diundur ke bulan Desember 2010 karena ada keterlambatan pekerjaan bidang konstruksi. Kepada ke-24 calon tenaga kerja itu, lanjut Rizal sudah dijelaskan bahwa saat ini ada reviu bidang konstruksi sehingga terjadi keterlambatan pekerjaan bidang kontruksi.


Terkait rencana pelatihan, kata Rizal juga belum dapat dilaksanakan mengingat lokasi latihan yakni PLTU Ropa saat ini masih dalam proses pembangunan. Sehingga, kata dia, kepada 24 tenaga kerja yang sudah dinyatakan lulus seleksi ini diminta bersabar. Saat ini, lanjutnya, nama-nama mereka sudah masuk dalam data base kantor pusat PT Rekadaya Elektrical di Jakarta dan kantor pusat sedang membahas kembali proses seleksi yang telah mereka lalui.


“Informasi dari kantor pusat Rekadaya di Jakarta status mereka sedang ditangani lagi di Jakarta. Kekhawatiran mereka tentu saja semua khawatir. Tapi mudah-mudahan secepatnya dapat konfirmasi soal status rekruitmen mereka dalam waktu dekat ini,” kata Rizal.


“Saya tidak bisa beri jaminan mereka akan diterima. Tapi informasi dari kantor pusat seperti itu. Secara pribadi saya juga kasihan dengan mereka tapi karena ini proses jadi tidak bisa terpaku pada satu hal saja.”


HAKIT dalam suratnya perihal pengumuman hasil tes PLTU Ropa per tanggal 16 Agustus 2009 yang ditandatangani Dharma K Soemantri selaku Koordinator Umum Tim Rekruitmen Pelatihan dan Sertifikasi Operator dan Teknisi PLTU Ropa menyatakan bahwa berdasarkan hasil evaluasi akhir atas tes masuk calon operator dan teknisi PLTU Ende yang telah diadakan HAKIT pada 17-27 Juni 2009 maka disampaikan daftar nama peserta yang telah dinyatakan dapat mengikuti class room training PLTU Batubara.


HAKIT dalam suratnya juga memohon bantuan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Ende untuk mengumumkannya disertai pemberitahuan kepada para peserta yang dinyatakan lulus untuk segera melapor kembali dan menyatakan kesediaannya mengikuti class room training. Diperkirakan akan dimulai pada pertengahan Agustus 2009 di Kantor Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Ende.


Menindaklanjuti surat HAKIT itu, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi mengeluarkan pengumuman pada 6 Agustus 2009 ditandatangani Kepala Dinas, Petrus Poto. Kepada 24 peserta yang sudah dinyatakan lulus, dinas meminta agar melakukan pendaftaran ulang mulai 7-14 Agustus 2009 di kantor dinas.


Namun kemudian, pada 14 Juli 2010, Kepala Dinas Petrus Poto kembali mengeluarkan surat yang ditujukan kepada Sekretaris Jenderal HAKIT Jakarta dan Pimpinan PLTU Ropa Ende perihal perekrutan operator pembangkit di PLTU Ropa. Dalam suratnya itu, Kadis Petrus Poto menegaskan bahwa HAKIT telah merekrut operator pembangkit untuk memenuhi kebutuhan kliennya yang bergerak di bidang pembangkit listyrik tenaga uap di Indonesia sebanyak 24 orang khusus ditempatkan di PLTU Ropa Ende sejak Agustus 2009 difasilitasi Dinas Nakertrans.


Telah terjadi keresahan dalam masa tunggu yang tidak pasti sehingga PLTU Ropa menyatakan akan memanggil untuk bekerja pada bulan Oktober 2010. PT PLN wilayah NTT akan merekrut operator pembangkit sebanyak 140 orang lulusan SMK teknik mesin/listrik/kimia untuk dipekerjakan di PLTU Roipa, PLTP Ulumbu, PLTP Mataloko dan PLTP Bolok. Sehubungan dengan itu, untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan, pihak dinas meminta agar merekomendasikan 24 orang calon tenaga kerja dimaksud kepada PT PLN Wilayah NTT tanpa ada syarat apapun.

Tidak ada komentar: