18 Agustus 2010

Markus Wara, Anggota Pol PP Ende Belum Butuh Dipersenjatai

* Situasi Ende Masih Kondusif

Oleh Hieronimus Bokilia


Ende, Flores Pos

Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Kasatpol PP) Kabupaten Ende, Markus Wara mengatakan, melihat kondisi Ende yang masih sangat kondusif, anggota Satuan Polisi Pamong Praja (satpol PP) di Edne belum perlu untuk dipersenjatai. Karena itu, terkait wacana nasional mempersenjatai Pol PP sejauh ini belum diresponnya dan juga belum disampaikan permintaan kepada bupati.


Kepada wartawan di ruang kerjanya, Kamis (16/7), Markus Wara mengatakan, sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 26 tahun 2010 memang diberikan ruang untuk mempersenjatai Pol PP dan itu merupakan wacana di tingkat nasional. Namun, lanjut Wara, untuk Kabupaten Ende, sejauh ini sebagai pimpinan di Pol PP dia belum berpikir untuk mempersenjatai anggotanya. Karena itu, rencana dan wacana nasional itu belum pernah dia sampaikan kepada bupati. “Regulasi memang sangat jelas tapi selaku penanggung jawab di sini belum berpikir untuk sampaikan kepada bupati,” kata Wara.


Dikatakan, alasan dia tidak berpikir untuk mempersenjatai anggota Pol PP karena kondisi Kabupaten Ende sampai saat ini sangat kondusif. Selain itu, untuk pengadaan senjata guna mempersenjatai anggota Pol PP jelas membutuhkan anggaran yang besar sedangkan APBD Ende sangat tidak memungkinkan.


Namun dia mengakui, saat ini Satpol PP sudah memiliki empat unit senjata yakni dua unit senjata jenis gas spray revolver merk knock-down 5 dengan amunisi lima butir. Dua unit pistol semprotan gas merk super 7 dengan amunisi satu.


Empat unit senjata itu, kata Wara hanya dikuasainya sebagai kasat dan tiga orang kepala seksi. Penguasaan senjata ini atas rekomendasi dan selalu dalam pengawasan Polres Ende. Empat unit senjata ini sudah diadakan sejak tahun 2007 bersamaan dengan pembangunan gedung dan pengadan mobil. Penguasaan senjata ini sesuai dengan PP nomor 32 Tahun 2004.


“Sebelum diberikan sudah melalui proses pengujian dan setiap tahun diperpanjang ijin penggunaannya,” kata Wara.


Ditanya sinyalemen terkait kesiaan mental dan sikap arogan yang ditunjukan oleh anggota Satpol PP sehingga tidak perlu dipersenjatai, Wara mengatakan, saat ini anggotanya selalu dilakukan pembinaan. Selain itu, sikap arogan anggota dilakukan tentunya ada sebab. Karena itu, dalam setiap kegiatan, Pol PP selalu berkoordinasi termasuk dalam penertiban para siswa yang berkeliaran pada saat jam belajar agar tidak terjadi salah paham antara pihak sekolah dan petugas Satpol PP.


Sebelumnya, dalam dengar pendapat OKP di Kabupaten Ende dengan Komisi A DPRD Ende, sejumlah OKP menyerukan agar Pol PP Ende tidak perlu dipersenjatai.


Ketua Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Cabang Ende, Andreas Eusebius meminta kepada pemerintah untuk tidak mempersenjatai Polisi Pamong Praja (Pol PP) dengan senjata. Selama ini, Pol PP yang tidak dipersenjatai dengan senjata saja sudah menimbulkan berbagai permasalahan. Sehingga dikhawatirkan jika dipersenjatai nantinya malah dapat menimbulkan permasalahan pelanggaran hak asasi manusia (HAM).


Andreas mengatakan, DPRD Ende melalui Komisi A harus mendesak pemerintah agar tidak mempersenjatai Pol PP di Kabupaten Ende dengan senjata. Menurutnya, selama ini ketika Pol PP belum dipersenjatai saja sudah sering menimbulkan permasalahan dan menyalahgunakan kekuasaan. “Apalagi nanti kalau sudah dipersenjatai mereka bisa menimbulkan pelanggaran HAM,” kata Andreas.


Menurutnya, yang perlu dilakukan terhadap Pol PP saat ini adalah mempersiapkan mental dan perilaku anggota Pol PP agar tidak bertindak arogan. Hal itu karena selama ini, Pol PP lebih mengandalkan fisik dalam menyelesaikan berbagai persoalan. Dia mengambil contoh kasus pemukulan mahasiswa STPM Santa Ursula yang terjadi beberapa waktu lalu harus menjadi contoh bahwa arogansi Pol PP sudah sering terjadi. Karena itu dikhawatirkan, jika nanti Pol PP dipersenjatai justru akan menimbulkan permasalahan baru di dalam masyarakat.

Maxi Deki dari Komisi A DPRD Ende, mengatakan, kondisi Kabupaten Ende hingga saat ini masih sangat kondusif karena itu langkah atau rencana mempersenjatai Pol PP sangat tidak populis. Menurutnya, sejauh ini, tanpa dipersenjatai juga Pol PP dapat bekerja secara maksimal. “Kalau dipersenjatai Pol PP apa fungsinya?” tanya Maxi Deki.


Karena itu, lanjutnya, saat ini Pol PP di Ende tidak perlu dipersenjatai. Lagi pula, kata dia, jika Pol PP dipersenjatai mau dikemanakan fungsi TNI dan Polri yang selama ini sudah bertugas menjaga keamanan, ketentraman dan keutuhan negara.


Maxi juga mengkhawatirkan jika ke depan Pol PP dipersenjatai justru akan menimbulkan permasalahan kemasyarakat yang baru. Pendekatan-pendekatan persuasif yang selama ini sudah dibangun harus dipertahankan. Apalagi, mempersenjatai Pol PP jelas konsekwensi pada anggaran untuk pengadaan senjata. Padahal, masih banyak kebutuhan masyarakat yang lebih membutuhkan prioritas daripada berpikir untuk menghamburkan anggaran untuk mempersenjatai Pol PP.

Tidak ada komentar: