18 Agustus 2010

Bahasa Ende, Jadi Muatan Lokal Bahasa di tingkat SD

* Buku Pembelajaran Bahasa Daerah Lio Sudah Diterbitkan

Oleh Hieronimus Bokilia


Ende, Flores Pos

Arus globalisasi yang cepat melanda aspek kehidupan manusia ikut berpengaruh terhadap tatanan kebudayaan manusia. Pengaruh perubahan akan merembes pada nilai-nilai budaya secara perlahan terlupakan terutama kata-kata bahasa daerah asli yang diganti dengan kata baru. Kelompok usia sekolah merupakan kelompok yang paling rentan terpengaruh budaya asing.


Hal itu dikatakan Kepala Dinas Pariwisata Ende, Anna Anny Labina saat membuka seminar Bahasa Ende di aula Olangari, Selasa (20/7). Dikatakan, generasi muda sekarang memandang bahwa ritual adat hanya dikenal sebagai seremonial dengan tidak memahami aspek nilai yang terkandung di dalamnya. Untuk itu, anak usia sekolah perlu mendapatkan dorongan dan bekal yang kuatr terutama pemahaman bahasa daerah untuk dapat memahami secara baik budaya.


Upaya yang dilakukan adalah dengan pengenalan bahasa daerah secara baik dan benar. Guru, kata Anny Labina, sangat penting dalam upaya menanamkan nilai-nilai sikap dan kemampuan dasar kepada siswa untuk dapat mengembangkan kepribadian yang utuh dan mandiri terutama memperkenalkan kekayaan budaya daerah. Upaya untuk mengoptimalkan pemahaman budaya dan mencintai budaya dapat dilakukan dengan mengajarkan bahasa dan budaya di sekitarnya yang ditulis dalam bahasa daerah.


Penanaman pengetahuan dan kreatifitas bahasa daerah dan budya daerah, lanjut Anny Labinaperlu digali dan dikembangkan kepada anak didik untuk dijadikan jati diri yang handal dalam menghadapi pengaruh luar.

Anny mengakui menyambut baik upaya yang dilakukan UPT Bahasa Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi NTT dan dukungan Dinasd Pendidikan Pemuda dan Olahraga Ende untuk kegiatan kajian bahasa Ende yang diseminarkan. Langkah itu guna mempertajam penulisan buku muatan lokal bahasa Ende yang dipakai di tingkat sekolah dasar (SD) di Ende. Ke depan, lanjutnya, diharapkan dapat terus dikembangkan kajian untuk penulisan buku muatan lokal yang dapat digunakan kelas-kelas di atasnya.


Para guru dan tokoh masyarakat yang hadir mengikuti seminar diharapkan bisa memberikan masukan agar bisa menghasilkan buku bahasa Ende yang lebih berguna bagi anak SD di Ende. Juga untuk pengembangan dan pelestarian budaya Ende pada anak cucu di masa mendatang.


F Angela Nai, Dosen FKIP Undana Kupang selaku narasumber pada kegiatan itu mengatakan, kehadirannya dalam seminar bukannya sebagai narasumber melainkan sebagai narator. Menurutnya, yang menjadi narasumber dalam seminar adalah para guru dan tokoh masyarakat yang hadir dalam seminar sehingga dari masukan-masukan itu dapat dimanfaatkan dalam penyusunan buku.


Dalam pemaparannya, Angela Nai mengatakan, masyarakat Kabupaten Ende memiliki dua komunitas asli yakni Ende dan Lio. Dua komunitas ini dibedakan beberapa hal diantaranya bahasa di mana bahasa Ende digunakan oleh komunitas Ende yang mendiami daerah pesisir pantai dan bahasa Lio yang digunakan komunitas Lio yang mendami wilayah pegunungan. Disamping itu, lanjut dia, masiha da bahasa Nga’o yang digunakan komunitas pnduduk Ende-Lio di kawasan pegunungan yang berbatasan dengan Nagekeo.


Dikatakannya, pertemuan ini membahas bahasa Ende yang belum dikaji seluas bahasa Lio dan implikasinya yakni penulisan dan penerbitan bahan pelajaran bahasa dan sastra Ende sebagai muatan lokal bagi siswa di Kabupaten Ende menyusul telah diterbitkannya buku bahasa dan sastra daerah Lio.


Menurut Angela Nai, sastra dan kebudayaan suatu masyarakat tidak dapat dipisahkan dari bahasa daerahnya. Sastra daerah tumbuh dan hidup dalam bahasa daerah demikian pula kebudayaan yang tidak dapat digunakan atau dikembangkan jika tidak dengan bahasa daerah.


“Melupakan bahasa daerah berdampaklangsung pada terlupakannya kebudayaan, sejarah serta nilai-nilai kehidupan sebagai pilar kepribadian bangsa,” kata Angela Nai.


Penulisan buku pembelajaran bahasa dan sastra daerah Ende, lanjut Angela Nai akan disusun secara sistematik da mendasar pada aspek-aspek PAIKEM dalam pembelajaran. Tema-tema yang disajikan meliputi diri sendiri, keluarga, lingkungan, hewan dan tumbuhan, pekerjaan, gejala alam dan peristiwa, kesehatan, kebersihan, transportasi, rekreasi serta adat istiadat. Berbagai informasi tentang sastra rakyat Ende seperti dongeng, legenda, nyanyian dan pantun rakyat, permainan tradisional anak-anak masyarakat Ende seta berbagai informasi tentang sejarah dan adat istiadat nerupakan bahan yang dijaring.

Tidak ada komentar: