18 Agustus 2010

Pemda Ende Tandatangan MoU dengan Rusam Sakit Panti Rapih

* Kerjasama Bidang Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak

Oleh Hieronimus Bokilia


Ende, Flores Pos

Pemerintah Kabupaten Ende menjalin kerja sama bidang kesehatan dengan Rumah Sakit Panti Rapih Jogjakarta. Memorandum of Understanding (MoU) antara Pemerintah Kabupaten Ende dan Rumah Sakit Panti Rapih telah ditandatangani dan merupakan awal kerjasama dilaksanakan.


Bupati Ende, Don Bosco M Wangge pada kesempatan penandatanganan MoU yang dilangsungkan di ruang kerjanya, Kamis (29/7) mengatakan, sangat tertarik adanya kesediaan rumah sakit swasta menjalin kerjasama dengan rumah sakit pemerintah. Selama ini, kata Don Wangge, hanya ada kerja sama rumah sakit pemerintah dengan rumah sakit pemerintah di daerah lain.


Diakuinya, kondisi baik fisik rumah sakit dan pelayanan Rumah Sakit Panti Rapih dan RSUD Ende sangat berbeda jauh. Pelayanan ibu hamil, bayi melahirkan, sarana dan etos kerja di Rumah Sakit Panti Rapih sangat berbeda dengan di Ende. Di RSUD Ende, etos kerja para petugas karena PNS sehingga etos kerjanya berdasarkan pada jam kerja. Namun jika dibandingkan dengan Panti Rapih, pelayanan dan etos kerja begitu baik mulai dari dokter jaga sampai pada dokter ahli.


“Rumah sakit pemerintah selalu lambat dalam pelayanan. Kalau ada pasien masuk yang ditanya lebih dulu suratnya mana. Kondisi ini akhirnya sebelum dijamah pasien sudah meninggal lebih dulu,” kata Don Wangge.


Karena itu, lanjut dia, hal-hal menyangkut pelayanan itu yang harus dipelajari selama kerjasama ini dibangun. Petugas di RSUD Ende harus mampu menimba ilmu dari para petugas Rumah Sakit Panti Rapih yang akan bertugas di Ende.


Terkait sarana-prasarana di RSUD Ende, Don Wangge katakan masih sangat terbatas. Bahkan, kata dia, terkadang peralatan itu ada namun ketiadaan petugas untuk mengoperasikan. Kondisi ini juga terjadi di Puskesmas. Ada peralatan yang diadakan namun sampai sekarang tetap terbungkus dengan rapi karena tidak pernah di buka dan kalaupun dibuka tidak pernah dimanfaatkan karena tidak ada petugas yang mampu mengoperasikan. Kondisi ini pada akhirnya mengakibatkan barang atau alat kesehatan itu rusak karena tidak pernah dirawat dan dimanfaatkan.


Tahun 2010, lanjutnya, ada alokasi dana sekitar Rp10 miliar. Alokasi dana ini sebagiannya akan dimanfaatkan untuk pengadaan peralatan guna melengkapi sarana di RSUD Ende. “Tapi kalau alat lengkap manusia tidak ada tidak ada guna,” katanya. Dia berharap, jika peralatan sudah diadakan agar dapat dimanfaatkan dengan baik.

Upaya lain yang dilakukan adalah mewngirim tenaga dokter untuk mengambil spesialis. Setiap tahun diupayakan untuk mengirim dua orang sehingga pada suatu waktu sudah memiliki delapan dokter ahli yang memenuhi syarat sebuah rumah sakit. Hal ini, kata dia agar bisa memberikan pelayanan terbaik dan menekan biaya. Dengan hadirnya tenaga dokter ahli maka masyarakat tidak perlu lagi berobat ke luar sehingga mampu menekan biaya.


Kepala Dinas Kesehatan Ende, Agustinus G Ngasu mengatakan, kerja sama Pemda Ende dengan RS Panti Rapih dalam bidang kesehatan khususnya pelayanan kesehatan ibu anak, kebidanan, anestesis, laboratorium dan gawat darurat bayi baru lahir. Selain kerja sama pelayanan, juga dilakukan pendidikan dan pelatihan bagi tenaga medis di RSUD Ende.


Jalinan kerja sama ini terjadi setelah sebelumnya Dsinas kesehatan Provinsi NTT mengundang rumah sakit yang berkeinginan menjalin kerja sama dengan rumah sakit di NTT. Rumah sakit yang diundang merupakan rumah sakit yang peduli terhadap permasalahan kematian ibu dan bayi yang marak terjadi di NTT. Dari sejumlah rumah sakit yang diundang itu, ada enam kabupaten yang menjalin kerjasama dengan mereka termasuk Ende yang menjalin kerjasama dengan RS Panti Rapih.


Kerjasama ini, lanjut Dokter Gusti, akan dilakukan selama enam bulan, setelah itu baru dilakukan evaluasi dan jika memungkinkan akan dilanjutkan kerjasama tersebut. Dia berharap, kerjasama itu dapat dilanjutkan terus dan dapat dikembangkan pada bidang yang lain. Kerjasama ini, lanjutnya disponsori oleh Australia Indonesia Partnership Maternal Neoterma Health Care.


Direktur Utama Rumah Sakit Panti Rapih, Teddy Janong mengatakan, kerjasama ini terjalin karena mereka tertarik dengan persoalan kematian ibu dan anak yang terjadi di NTT. Panti Rapih, lanjut Janong, merasa tertarik untuk terlibat membantu RSUD Ende dalam memberikan pelayanan kepada ibu dan bayi agar pelayanan kepada ibu dan bayi semakin lebih baik.


Kerjasama, lanjutnya dalam bentuk pengembangan SDM klinis yang dikembangkan dalam dua bidang kerjasama yakni bidang kebidanan dan anak. Dalam kegiatan ini juga libatkan ahli bius/anestesis, perawat khusus bayi dan laboratorium. Pihak Panti Rapih akan menurunkan tiga orang dokter dan dua orang perawat. Tiga kegiatan pokok yang dilakukan yakni memberikan pelayanan, memberikan pelatihan dan mengembangkan sistem pelayanan coneksi.

Tidak ada komentar: