22 Juli 2011

2012-2015, Pemkab Ende Konsen Berantas Filarisasi

· Prevalensi Mikrofilariasis Capai 16 Persen Lebih

Oleh Hieronimus Bokilia

Ende, Flores Pos

Dinas Kesehatan Kabupaten Ende melaksanakan kegiatan advokasi dan sosialisasi filarissi (penyait kaki gajah_ kegiat) tingkat kabupaten. Kegiatan ini merupakan geakan moral yang diarahkan melalui kiatan pendaran melibatkn seluruh masyarakat dan pemberian obat missal filarisasi kepada penderita di daerah endemis guna menurunka prevealensi filariasis atau microfilarisasi rate (MFR) secara bertahap selama lima tahun berturut-turut. Mulai tahun 2012-2015, pemerinah Kabupaten Ende akan konse melakukan upaya menurunkan angka prevalensi filarisasi hingga di bawa satu persen. Langkah ini dilakukan guna mendukung target eliminasi filarisasi 2020.

Hal itu dikatakan Sekretaris Daerah Kabupaten Ende, Yoseph Ansar Rera pada acara advokasi dan sosialisasi filarisasi tingkat Kabupaten Ende di aula Hotel Grend Wisata, Jumad (8/7). Ansar Rera mewakili bupati dalam kesempatan itu mengatakan, 80 persen wilayah Kabupaten Ende masih tergolong sebagai wilayah endemis filaria. Karena itu, Ende secara nasional merupakan salah satu kabupaten di Indonesia yang masih berisiko terhadap penyakit filarial dan malaria.

Kondisi ini, lanjutnya disebabka selain karena merupakan daerah tropis, juga disebabkan karena perilaku masyarakatpenderita filarial bersama keluarga yang cenderung tidak melaporkan atau malau memeriksakan penyakit yang diderita ke Puskesmas. Wilayah endemis filarial umumnya di desa-desa terpencil yang masih sulit sarana transportasi sehingga masih sulit dalam pelayanan.

Penyebab terjadinya filarial, kata Ansar Rera disebabkan karena masalah lingkungan yang kumuh, perilaku manusia, pelayanan kesehatan yang belum, optimal dan akibat penyakit keturunan. Factor lingkungan yang kotor dan perilaku hidup bersih dan sehat merupakan factor dominan yang mendorong masih tingginya penderita filarial di Ende.

Sejak tahun 2004, di Ende belum pernah melaksanakan pengobaan missal. Padahal di sisi lain, Ende memiliki data dasar dan uji petik serta sentinel pilihan. Program gerakan pemberantasan filariasis perlu dilaksanakan dengan konsentrasi pemutusan mata rantai penularan penyakit dan sumbernya. Perlu dilakukan kegiatan berbasis masyarakat seperti penyuluhan kesehatan guna meningkatkan pengetahuan dan kesadaran tentang bahaya filarial agar masyarakat mulai memiliki pola perilaku hidup bersih dan sehat. Selain itu pemutusan mata rantai penularan filarial juga perlu dilakukan serta mencegah dan membatasi kecacatan akibat filarial. Memperkua surveillance, pengendalian vector terpadu melalui kegiatan penyemprotan dan tidur menggunakan kelambu.

Sekretaris Dinas Kesehatann, Yohanis Nislaka mengatakan, filarisasi atau penyakit kaki gajah merupakan penyakit menular menahun yang masih menjadi masalah. Hasil survey darah tahun 200 sampai April 2011, beberapa wilayah di Kabupaten Ende sudah dinyatakan bebas filariasis. Kondisi ini melebihi batas prevalensi mikrofilariasis sebesar 16 persen dan melebihi batas toleransi yang diharapkan yakni lebih kecil dari satu persen.

Dalam eliminasi filariasis yang diutamakan adalah menghilangkan parasit filariasis melalui pemberian obat missal pencegahan filariasis. Untuk kegiatan ini, Kabupaten Ende mendapat dukungan dari USAID berupa dana operasional POMP filariasis. Bantuan ini, kata dia merupakan stimulus dan hanya untuk tahun 2011. “Untuk tahun berikutnya diharapkan komitmen dari pemerintah daerah untuk menyediakan dana operasional POMP filariasis sehingga dapat dilaksanakan selama lima tahun berturut-turut,” kata Yohanis Nislaka.

Tidak ada komentar: