22 Juli 2011

Pertanian Belum Menunjukkan Produksi yang Tinggi

  • Dalam Mendukung Peningkatan Ekonomi Rakyat

Oleh Hieronimus Bokilia

Ende, Flores Pos

Kesejahteraan masyarakat merupakan cita-cita yang perlu diwujudnyatakan melalui pembangunan di segala bidang. Hal senada menjadi tujuan dari pembangunan masyarakat di Kabupaten Ende. Dalam kaitan dengan peningkatan ekonomi masyarakat di daerah ini, sektor yang perlu mendapat perhatian serius adalah sektor pertanian, namun sampai saat ini sektor pertanian belum menunjukkan produksi dan produktivitas yang tinggi guna mendukung peningkatan ekonomi rakyat.

Hal itu dikatakan Sekretaris Daerah Ende, Yoseph Ansar Rera saat mewakili Bupati Ende, Don Bosco M Wangge membuka kegiatan apresiasi metodologi penyuluhan partisipatif dan fasilitasi FMA bagi tim penyuluh lapangan dan koordinator BPP di aula Hotel Safari, Rabu (6/7).

Ansar Rera mengatakan, kendati produksi pertanian belum optimal menunjukan produksi dan produktifitas yang tinggi, namun secara perlahan terjadi perubahan pola kehidupan masyarakat ke arah kemajuan. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor antara lain rendahnya pengetahuan dan keterampilan petani dan nelayan kita dalam mengadopsi dan mengaplikasi teknologi baru, serta berbagai kendala lain yang berpengaruh pada kemajuan pembangunan pertanian didaerah ini.

Selama ini, kata Ansar Rera penyelenggaraan penyuluhan masih dalam skala proses pembelajaran saja. Belum terkait dengan kegiatan agribisnisnya. Sekarang akan diupayakan untuk merubah pola pikir dan pola tindak dari penyuluh pertanian lapangan yaitu tidak hanya belajar penyuluhan saja tapi mengarah ke pengembangan agribisnis. Oleh karena itu dalam pemberdayaan dan pembelajaran petani, pola pikir dan perilaku petani harus dirubah dari orientasi produksi yang hanya memasarkan apa yang diproduksi petani ke orientasi agribisnis yang memproduksi sesuai apa yang diminta pasar.

Dikatakan, lemitraan usaha pertanian perwujudan hubungan usaha antara perusahaan mitra dengan kelompok mitra yang saling memerlukan dalam arti perusahaan mitra memerlukan pasokan bahan baku dan kelompok mitra memerlukan penampungan hasil dan bimbingan. Saling memperkuat dalam arti baik kelompok mitra maupun perusahaan mitra sama-sama memperhatikan tanggung jawab moral dan etika bisnis, sehingga akan memperkuat kedudukan masing-masing dalam meningkatkan daya saing usahanya dan saling menguntungkan, yaitu baik kelompok mitra maupun perusahaan mitra memperoleh peningkatan pendapatan dan kesinambungan usaha.

Dalam kaitan dengan ketahanan pangan, katanya peran kelompok tani dan penyuluh pertanian lapangan sangat menentukan. Kelompok – kelompok tani dalam semangat kebersamaan hendaknya terus memperkuat kondisi ketahanan pangan rumah tangga setiap anggota, karena ketahanan pangan wilayah ditentukan oleh ketahanan pangan setiap rumah tangga yang ada di daerah ini.

“Pemerintah Kabupaten Ende telah mencanangkan gerakan swasembada pangan tahun 2012, dan kepada seluruh jajaran penyuluh pertanian di Kabupaten Ende dan seluruh pengurus Gapoktan, pengurus kelompok tani dan seluruh komponen yang terkait agar dapat bekerja lebih sungguh untuk mensukseskan program Ende swasembada pangan 2012,” kata Ansar Rera.

Upaya penguatan ketahanan pangan di wilayah kita bisa dicapai dengan meningkatkan produksi dan konsumsi pangan lokal dan disisi lain kita mengurangi ketergantungan masyarakat pada beras. Pola konsumsi yang terlalu terfokus pada beras sebagai sumber karbohidrat menunjukan bahwa apresiasi masyarakat terhadap pangan lokal masih relatif rendah. Padahal pengembangan ketahanan pangan seharusnya disesuaikan dengan potensi sumber daya alam, kelembagaan, budaya serta kearifan lokal yang ada.

Pengembangan dan peningkatan produksi dan produktivitas berbagai komoditi unggulan lokal seperti tanaman perkebunan, peternakan dan perikanan, juga harus terus dipacu dengan tujuan untuk memperkuat daya beli masyarakat dalam mengakses pangan sekaligus meningkatkan pendapatan dan taraf hidupnya. Lahan kering dan lahan basah yang selama ini dibiarkan terlantar hendaknya diberikan dorongan dan motivasi kepada petani untuk dimanfaatkan secara optimal untuk pengembangan berbagai komoditi pertanian yang mempunyai nilai ekonomis yang tinggi.

Antonius Tibu, Ketua Panitia yang juga Kasubdin Teknologi dan Informasi Pertanian pada BKP3 Ende mengatakan, dalam program pemberdayaan petani melalui teknologi dan informasi pertanian (P3TIP) ini, selain pembangun Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) dan perlengakapannya. Salah satu komponen dalam memperkuat penyelenggaraan penyuluhan yang berorientasi kepada kebutuhan petani adalah Farmer Managed Extension Activities (FMA) atau kegiatan penyuluhan yang dikelola langsung oleh petani. FMA ini merupakan proses pemberdayaan para petani, kelompok tani dan Gapoktan yang dirancang sebagai wahana pembelajaran bagi petani dalam pengembangan agribisnis di perdesaan dengan skala usaha ekonomi yang lebih menguntungkan.

Dengan dana hibah bank dunia setiap tahun selama 3 tahun berturut-turut sebesar 20 juta lebih perdesa, diharapkan proses pembelajaran ditingkat petani berdampak pada peningkatan pengetahuan dan ketrampilan sehingga usaha tani yang dikembangkan kedepan mensejahterakan petani beserta keluarganya.

Antonius mengatakan, realisasai keuangan yang bersumber dari FEATI sejak 2007-2010 telah mencapai Rp10,063 miliar. Tahun 2011 mendapatkan tambahan dana Rp3,9 miliar. Sedangkan kegiatan FEATI yang dikelola BKP3 dan BPTP NTT yang dialokasikan langsung ke kelompok tani juga cukup besar.

Dari alokasi dana itu, telah dibangun 12 unit BPP di 12 kecamatan dan tahun 2011 ini kembali dibangun tiga unit BPP di Maurole, Maukaro dan Lepembusu Kelisoke.

Tidak ada komentar: