22 Juli 2011

Jelang Bulan Puasa, Umat Islam Diminta Tidak Terprovokasi

· Siapkan Diri Songsong Bulan Puasa

Oleh Hieronimus Bokilia

Ende, Flores Pos

Umat Islam di Kabupaten Ende diimbau untuk tetap menjaga keamanan dan ketertiban dan menghindari provokasi dan isu-isu yang tidak bertanggungjawab. Umat Islam diminta untuk menjaga hati dan mempersiapkan diri sebaik mungkin menyonsong bulan puasa nanti.

Penegasan ini disampaikan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Ende, Abdulrahman Aroeboesman di kediamannya, Kamis (14/7). Dikatakan, saat ini banyak sekali isu-isu dan upaya provokasi yang dilakukan orang-orang bertanggungjawab untuk memecahbelah umat. Upaya-upaya seperti itu siapapun pelakunya sangat bertentangan dengan jaran Islam. Karena itu, hal-hal seperti itu hendaknya tidak perlu terlalu ditangapi namun diserahkan kepada aparat keamanan dan pemerintah untuk menanganinya.

Menjelang bulan puasa ini, kata Aroeboesman, seluruh Umat Islam diajak untuk bisa menahan diri karena inti dari puasa itu sendiri adalah bagaimana umat Islam diajak untuk melatih diri untuk bersabar menghadapi berbagai persoalan. Berpuasa menahan lapar dan haus secara fisik tetapi secara psikis adalah menahan hawa nafsu untuk membentuk keimanan.

Dengan demikian, dalam menghadapi berbagai persoalan dihadapi dengan penuh kesabaran. Setiap persoalan yang muncul harus dapat dikaji secara baik. Setiap ada persoalan, kata Aroeboesman, hendaknya dapat pula disampaikan kepada pemerintah yang punya kewenangan dan jangan mengambil tindakan sendiri.

Pada saat berpuasa, hal-hal yang tidak perlu dilakukan hendaknya dapat ditahan untuk tidak dilakukan. Menyebarkan isu dan teror merupakan langkah yang sangat tidak ditolerir dan itu membatalkan puasa. Mengucapkan kata-kata kasar saja, lanjutnya sudah membatalkan puasa, apalagi sampai menebar isu dan teror. Makna hakiki dari berpuasa, lanjutnya adalah bagimana seseorang menahan hawa nafsunya baik makan dan minum serta mengauli istrinya di siang hari. “Kalau pada siang haru itu barang yang halal pun menjadi haram,” katanya.

Upaya melatih diri menahan hawa nafsu selama bulan puasa ini, kata Aroeboesman agar dapat kembali pada kesabaran dan setelah habis berpuasa semua yang berpuasa sudah suci. “Seperti baru habis dilahirkan dari rahim ibu.” Selanjutnya, setelah selesai masa berpuasa, umat Islam diajak untuk terus melatih diri secara kontinyu dan tidak lagi berbuat dosa.

Tidak ada komentar: