22 Juli 2011

BLHD Gelar Diskusi Terbatas Jelang Hari Lingkungan Hidup

  • Masyarakat Makin Peduli Hutan

Oleh Hieronimus Bokilia

Ende, Flores Pos

Memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia pada 5 Juni mendatang, Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) Kabupaten Ende menggelar diskusi terbatas menghadirkan para pemerhati lingkungan, LSM, pendidik dan kaum muda. Mengusung tema hari Lingkungan Hidup Sedunia ’’Hutan Penyangga Kehidupan’’ diharapkan masyarakat dunia dapat lebih peduli tentang makna akan pentingnya hutan sebagai penjaga keseimbangan antara kepentingan manusia dan kepentingan semua makhluk hidup lainnya di dunia. Fungsi hutan tersebut hanya dapat tercapai bila hutan tetap terjaga kelestariannya.

Hal itu ditegaskan Kepala Badan Lingkungan Hidup Daerah Ende, Muslim Rauf saat diskusi terbatas di aula BLHD Ende, Selasa (5/7). Muslim Rauf mengatakan, berbicara soal hutan merupakan suatu masyarakat tumbuh-tumbuhan dan hewan yang hidup dalam lapisan dan permukaan tanah, yang terletak pada suatu kawasan dan membentuk suatu ekosistem yang berada dalam keadaan keseimbangan dinamis. Hutan berkaitan dengan proses-proses yang berhubungan dengan hidrologis, iklim, kesuburan tanah, keanekaragaman genetik, sumber daya alam dan wisata alam.

Hutan, kata Muslim Rauf memiliki tiga fungsi pokok yaitu, fungsi konservasi, di mana hutan konservasi adalah kawasan hutan dengan ciri khas tertentu, yang mempunyai fungsi pokok pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan satwa serta ekosistemnya. Fungsi lindung merupakan kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok sebagai perlindungan sistem penyangga kehidupan untuk mengatur tata air, mencegah banjir, mengendalikan erosi, mencegah intrusi air laut dan memelihara kesuburan tanah. Sedangkan funsi ketiga yakni fungsi produksi. Hutan produksi adalah kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok memproduksi hasil hutan.

Hutan sebagai suatu ekosistem tidak hanya menyimpan sumberdaya alam berupa kayu, tetapi masih banyak potensi non kayu yang dapat diambil manfaatnya oleh masyarakat melalui budidaya tanaman pertanian pada lahan hutan. Sebagai fungsi ekosistem hutan sangat berperan dalam berbagai hal seperti penyedia sumber air, penghasil oksigen, tempat hidup berjuta flora dan fauna, dan peran penyeimbang lingkungan, serta mencegah timbulnya pemanasan global. Sebagai fungsi penyedia air bagi kehidupan hutan merupakan salah satu kawasan yang sangat penting, hal ini dikarenakan hutan adalah tempat bertumbuhnya berjuta tanaman.

Secara nasional, kata Muslim Rauf, luas hutan Indonesia mencapai 133,300 juta ha masih terus mengalami kerusakan hutan yang lebih cepat dibandingkan dengan laju pemulihannya. Laju kerusakan hutan mencapai 1,17 juta hektar per tahun di Indonesia, sedangkan kemampuan pemulihan lahan yang telah rusak hanya sekitar 0,5 juta hektar per tahun. Hal itu berakibat pada terjadinya kerusakan lingkungan dan menimbulkan bencana alam di berbagai wilayah seperti banjir dan tanah longsor, kekeringan, hilangnya keanekaragaman hayati, hingga sumbangan pada terjadinya perubahan iklim.

Mengatasi persoalan perusakan hutan itu, lanjutnya langkah pertama yang harus dilakukan adalah merubah gaya hidup. “Hidup kita harus lebih hemat dan efisien. Kita punya budaya merusak menebang pohon - bukan budaya menanam, Mari kita ubah menjadi budaya menanam daripada budaya menebang dalam arti merusak,” kata Muslim Rauf.

Ridwan Fauzi, Bagian Perencanaan dan Teknis Konservasi pada Balai Taman Nasional Kelimutu pada diskusi terbatas itu mengatakan, ada beberapa jenis kawasan hutan konservasi yakni kawasan hutan pelestarian alam yang terdiri atas taman hutan raya, taman nasional merupakan kawasan pelesatarian alam yang mempunyai ekosistem asli, dikelola dengan sistem zonasi yang dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, pariwisata dan rekreasi. Taman hutan raya merupakan kawasan pelestarian alam untuk tujuan koleksi tumbuhan dan atau satwa yang alami atau buatan, jenis asli dan atau bukan asli, yang dimanfaatkan bagi kepentingan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, budaya, pariwisata dan rekreasi. Sedangkan taman wisata alam adalah kawasan pelestarian alam yang terutama dimanfaatkan untuk pariwisata dan rekreasi alam.

Kawasan hutan suaka alam terdiri atas cagar alam dan suaka margasatwa. Kawasan huta konservasi lainnya adalah taman buru.

Fauzi mengatakan, ketika ekosistem rusak, akan menimbulkan sejumlah dampak diantaranya punahnya masyarakat yang bergantung hidupnya pada hutan, bertambah luasnya lahan kritis. Selain itu berdampak pada menurunnya curah hujan regional, meningkatnya suhu global (global warming), punahnya spesies flora dan fauna tertentu. Juga berakibat meningkatnya erosi tanah seperti banjir, tanah longsor, hilangnya potensi energi yang menggunakan air (PLTA) dan meningkatnya serangan hama pada lahan pertanian.

Dikatakan, ada sejumlah kegiatan yang bisa dilakukan di dalam kawasan Taman Nasional Kelimutu yakni perlindungan sistem penyangga kehidupan, pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa beserta ekosistemnya dan pemanfaatan secara lestari sumber daya alam hayati dan ekosistemnya.

Tidak ada komentar: