22 September 2010

200-an Calon Penumpang Ditelantarkan KMP Nemberala

* Belum berangkat Karena Ketiadaan BBM

Oleh Hieronimus Bokilia

Ende, Flores Pos

Sebanyak 200 penumpang KMP Nemberala yang merupakan kapal veri perintis menelantarkan penumpangnya. Para penumpang yang sudah naik ke kapal sejak Senin (30/8) belum dapat diberangkatkan ke Sabu karena ketiadaan bahan bakar minyak (BBM) jenis solar.

Sejumlah penumpang yang ditelantarkan mengadukan nasib ke pemerintah Ende dengan mendatangi kantor bupati Ende di Jalan El Tari, Rabu (1/9). Mereka sempat bertemu Asisten III Setda Ende, Abdul Syukur Muhamad. Mereka meminta fasilitasi pemerintah untuk bisa menyelesaikan persoalan BBM agar mereka segera dapat diberangkatkan ke Sabu.

Pius Rohi Djami, salah satu calon penumpang KMP Nemberala kepada Flores Pos di Kantor Bupati Ende mengatakan, sejak Senin mereka sudah naik ke kapal dan dijanjikan akan diberangkatkan pada pukul 17.00 hari itu juga. Namun hingga malam, kapal tidak juga diberangkatkan dan keesokan harinya yakni Selasa pukul 17.00. namun pada Selasa kapal juga tidak diberangkatkan ke Sabu.

Dia mengakui, saat ditanyakan kepada ABK alasan kapal tidak jadi diberangkatkan, ABK katakan kapal tidak diberangkatkan karena BBM belum ada dan masih menunggu pengiriman uang dari Kupang. Kemudian, lanjut Pius Djami, masih informasi dari ABK katakan bahwa setelah uang tiba di Ende, stok BBM tidak ada sehingga kapal belum dapat diberangkatkan.

Setelah tidak ada kepastian kapal diberangkatkan ke Sabu, kata Pius Djami, dia bersama rekan-rekannya mengambil inisiatif melaporkan persoalan itu ke pemerintah. Kedatangan mereka ke kantor bupati mau meminta pemerintag membantu menyelesaikan persoalan agar kapal dapat diberangkatkan. “Kejadian seperti ini bukan baru terjadi. Saya sudah dua kali alami hal seperti ini,” kata Pius Djami.

Pendeta Markus O Raga yang bersama para penumpang mendatangi kantor bupati mengatakan, sangat prihatin terhadap persoalan yang dihadapi sama saudaranya dari Sabu. Dari persoalan yang ada, katanya, penumpang tujuan Sabu seolah-olah ditelantarkan dan dianaktirikan oleh pihak pengelola kapal. Padahal, kata dia, sebagai bagian dari warga negara, warga Sabu juga memiliki hak yang sama dengan warga Indonesia lainnya. “Lain hal kalau sama saudara ini tidak penuhi kewajiban mereka. Tapi kewajiban mereka sudah dipenuhi kenapa tidak diperhatikan dengan baik,” kata Pendeta Markus Raga.

Menurutnya, pembukasan rute pelayaran KMP Nemberala ke Sabu dirasakan sangat menolong masyarakat Sabu dan meretas isolasi yang dirasakan selama ini. namu, kata dia, hendaknya pelayanan pelayaran ke Sabu dilakukan dngan baik. “Jangan setengah hati melayani masyarakat Sabu,” katra Pendeta Markus Raga.

Kapten KMP Nemberala, Yanus Tomas Nafie kepada wartawan usai bertemu Wakil Bupati Ende, Achmad Mochdar mengatakan, kapal belum dapat diberangkatkan ke pelabuhan tujuan Raijua, Seba, Ndao dan Kupang karena menghadapi kendala BBM. Sebagai kapal perintis, lanjut Nafie, BBM yang ada merupakan sisa setelah menjalani perjalanan dari Sumba. Karena itu BBM harus diisi untuk bisa melanjutkan pelayaran sampai ke Kupang. Kondisi yang dihadapi, kata dia, stok BBM di Ende kurang dan harus didatangkan dari Maumere. “Saya butuh solar dua ton saja,” kata Nafie.

Mengingat BBM belum diisi, lanjut Nafie, dia tidak mengumumkan kepada penumpang soal jadwal keberangkatan kapal. Namun, lanjutnya, saat kapal sandar, para penumpang dengan barang bagasinya langsung dinaikan ke kapal. Saat para penumpang naik ke kapal, lanjutnya, dia sudah melarang kepada mereka untuk tidak naik dulu karena BBM tidak ada. Karena itu, kata Nafie dia tidak bertanggungjawab terhadap para penumpang karena memang jadwal keberangkatan belum disampaikan dan para penumpang tidak disuruh naik ke kapal. “Jadi resiko tanggung sendiri,” katanya.

Nafie mengakui, setelah bertemu dan menyampaikan persoalan kepada Wakil Bupati Ende, Acmahd Mochdar, wabub meminta bagian ekonomi untuk memberikan rekomendasi agar mereka bisa mendapatkan BBM jenis solar bersaubsidi. Apalagi, akunya, sebagai kapal perintis bukan komersil sangat tidak mungkin mereka harus membeli BBM dengan harga industri.

Setelah bertemu wabub, Nafie dan salah satu staf ASDP Ende menuju Bagian Ekonomi untuk mengurus rekomendasi pembelian BBM guna mendapatkan 2000 liter atau dua ton solar bersubsidi.

Nafie katakan, jika BBM sudah didapatkan dan diisi di kapal, kapal sudah dapat diberangkatkan pada Kamis (2/9) hari ini. “Kalau dapat BBM, ini hari umumkan besok sore berangkat,” kata Nafie.

Tidak ada komentar: