20 September 2010

Mahasiswa Baru STPM Santa Ursula Serahkan Bantuan

  • Ke Panti Asuhan Naungan Kasih dan Panti Asuhan Alma

Oleh Hieronimus Bokilia

Ende, Flores Pos

Mahasiswa STPM Santa Ursula yang saat ini sedang mengikuti masa orientasi pengenalan kampus (Ospek) memberikan bantuan berupa alat tulis dan pakaian seadannya kepada dua pantia asuhan masing-masing Panti Asuhan naungan Kasih dan Panti Asuhan Alma. Pemberian bantuan kepada panti asuhan ini sebagai bentuk kepedulian para mahasiswa terhadap sesama yang membutuhkan.

Ketua Panitia Pelaksana Ospek STPM St Ursula, Gaspar Piga kepada Flores Pos disela-sela kegiatan di Panti Asuhan Naungan Kasih, Jumad (27/8) mengatakan, dalam kegiatan Ospek kali ini diisi dengan berbagai kegiatan diantaranya kegiatan ceramah, dinamika kelompok, bakti sosial pembersihan pasar di Pasar Potulando dan pemberian bantuan sosial ke panti asuhan.

Menurutnya, pemberian bantuan sosial kepada sesama di panti asuhan merupakan bentuk pembinaan bagi mahasiswa Ospek untuk lebih memahami dan merasakan apa yang ada dan terjadi di sekeliling mereka dan yang terjadi di tengah masyarakat. Dengan berkunjung dan memberikan bantuna kepada penghuni panti asuhan, lanjut Gaspar, para mahasiswa dapat berinterakhis dan mencoba merasakan apa ang dirasakan pra penghuni panti.

Bantuan yang diberikan, kata dia merupakan sejumlah barang yang dikumpulkan dari para mahasiswa yang selama mengikuti kegiatan Ospek melanggar aturan. Kepada mereka diberikan sanksi mengumpulkan alat tulis dan pakaian untuk kemudian diberikan kepada penghuni panti yang membutuhkan.

Suster Benedicta Beding, CIJ, pengelola Panti Asuhan Naungan Kasih saat menerima kehadiran mahasiswa STPM St Ursula mengatakan, pendirian panti asuhan ini karena didorong oleh keprihatinan konggregasi yang menyaksikan kondisi sekitar tahun 1970-an di mana saat itu petugas kesehatan seperti bidan dan tempat pelayanan kesehatan seperti poliklinik masih kurang. Kondisi itu mengakibatkan banyak anak-anak yang ditinggal mati oleh ibu mereka setelah melahirkan. Anak-anak yang sudah tidak memiliki ibu ini dititipkan dan kemudian meninggal. Karena itu, lanjut Suster Benedikta, konggregasi CIJ yang tidak memiliki apa-apa namun terpanggil untuk mendirikan Panti Asuhan Naungan Kasih.

“Kami berdoa kepada Tuhan. Kalau ini benar-benar karya Tuhan panti akan jalan dan sudah 32 tahun jalan dan banyak anak yang diasuh,” kata Suster Benedikta.

Suster Benedikta katakan, mereka yang bekerja dan mengabdi di panti ini tidak digaji dan tidak mencari uang. “Panti ini sungguh-sungguh tidak cari uang. Anak-anak yang diasuh di sini adalah anak-anak dari desa yang orangtuanya petani,” katanya. Bayi yang diasuh di panti adalah mereka yang ibunya meninggal saat melahirkan dan dibawa ke panti.

Kendati saat ini sudah banyak poliklinik yang dibangun sampai ke desa-desa namun masih saja ada ibu yang meninggal setelah melahirkan. Bayi yang sudah tidak memiliki ibu lagi masih di bawa untuk diasuh ke Panti Asuhan Naungan Kasih. “Bayi yang ada di sini sudah tidak ada mama lagi. Kami disapa mama dan kami harus jawab,” katanya.

Terhadap kunjungan dan bantuan dari mahasiswa STPM St Ursula, Suster Benedikta menyampaikan terima kasih. Kepada mereka dia mengatakan syukur karena pada awal tahun sekolah diberikan kesempatan untuk melihat apa yang terpenting menjadi tujuan hidup. Apa yang dilihat dan dirasakan akan menjadi pengalaman yang dapat mendorong untuk berbuat sesuatu kepada masyarakat setelah tamat nanti. “Kami sangat mendukung karya STPM St Ursula. Mudah-mudahan ke depan akan menghasilkan banyak rasul sosial,” kata Suster Benedikta.

Tidak ada komentar: