20 September 2010

Setelah Dirawat, Pasien Lepra Meninggal Dunia

  • Sudah Menlamai Luka yang Parah

Oleh Hieronimus Bokilia

Ende, Flores Pos

Marianus Mara, penderita lepra di Desa Mautenda Kecamatan Wewaria meninggal setelah mendapatkan perawatand ari tim medis Dinas kesehatan. Namun Mara bukan meninggal karen apenyakit lepra yang diderita akan tetapi meninggal akibat decobitus atau luka yang dideritanya yang sudah menyebar ke seluruh tubuh yang selama ini tidak mendapatkan perawatan semestinya.

Hal itu dikatakan Kepala Dinas Kesehatan, Agustinus G Ngasu kepada Flores Pos di ruang kerjanya, Senin (30/8). Dokter Gusti mengatakan, korban sebelumnya pernah mendapatkan perawatan terhadap penyakit kusta yang dia derita. Namun setelah bercak-bercak kusta sudah mulai menghilang namun korban belum dinyatakan sembuh total, korban tidak lagi menjalani pengobatan dan minum obat secara teratur. Korban kemudian menghilang dan tidak diketahui keberadaannya.

Baru pada Kamis (26/8), dilaporkan ke dinas bahwa kondisi korban sangat parah. Mendapatkan laporan seperti itu, kata Dokter Gusti, pada Jumad (27/8) pagi, tim dari dinas langsung turun ke lokasi untuk memberikan pengobatan. Namun, setelah ditangani tim dari dinas dan tim kembali ke Ende, korban diinformasikan telah meninggal dunia pada hari itu juga.

Dokter Gusti mengatakan, penyakit kusta merupakan penyakit yang dapat menular melaluii udara dan kontak langsung dengan pasien. Namun, penyakit kusta juga dapat disembuhkan asalkan penderita berobat secara rutin dan minum obat secara teratur. Namun terkadang pasien yang merasa sudah mengalami kesembuhan namun belum sembuh total tidak lagi rutin memeriksakan diri dan minum obat secara teratur sehingga kusta kembali menyerang.

Dikatakan, kusta terdapat tiga tipe yakni tipe tuberseprimatosa yakni yang sudah banyuak kuman dan mati rasa baik dicubit maupun didekatkan dengan panas atau api. Tipe kdua yakni tuberkuloid yakni hanya berupa bercak. Karena hanya berupa bercak seperti panau terkadang sulit dideteksi apakah kusta atau bukan. Tipe ketiga yakni borderline yakni tipe antara.

Untuk pengobatan, lanjutnya, harus dilakukan secara rutin dan berkelanjutan. Sedangkan obat yang harus diminum adalah secara paket yakni obat MDT. Untuk emnghindari kusta, kata Dokter Gusti, harus menjaga kesehatan dan kebersihan tubuh. “Di wilayah Kota Ende juga masih banyak penderita kusta seperti di Kota Ratu dan Rukun Lima,” kata Doktrer Gusti.

Kepala Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan, Martina Dorkas Banda mengatakan, di ende ada lima kecamatan yang ada penderita kusta yakni Kecamatan Nangapanda, Ende Utara, Ende Selatan, Welamosa dan Kelimutu. Hingga tahun 2009, jumlah penderita kusta yang berhasil dideteksi sebanyak 14 penderita.

Terkait penderita kusta yang meninggal di Mautenda, Dorkas mengatakan, pasien sudah berada pada grade terakhir degan multi basiler. Namun korban meninggal bukan karena kusta melainkan karena luka yang sudah sangat parah. Bahkan, kata dia, daging pada tubuhnya sudah terlepas dan timbul lubang pada bagian belakang yang diakibatkan karena korban terlalu banyak tidur.

Marianus mara, kata dia, sudah menderita kusta sejak 21 tahun lalu. Dia pernah berobat ke Maumere namun karena setelah itu tidak pernah berobat dan minum obat maka terjadi inveksi. “Kusta sebenarnya tidak mematikan tetapi karena penyakit ikutan yang tidak dirawat dan ditangani dengan baik akhirnya pasien meninggal,” kata Dorkas.

Tidak ada komentar: