20 September 2010

Sail Indonesia, Jadikan Nanganio Desa Pariwisata Bahari

  • Perlu Kerjasama Lintas Sektor

Oleh Hieronimus Bokilia

Ende, Flores Pos

Pelaksanaan Sail Indonesia 2010 yang menyinggahi Ende di Nanganio Kecamatan Maurole sudah berakhir namun ke depan perlu dilakukan pembenahan terutama desa-desa tujuan wisata. Nanganio sebagai lokasi kunjungan perlu dilakukan pembenahan sehingga dapat dijadikan desa pariwisata bahari.

Hal itu dikatakan Anna Anni Labina, mantan Kepala Dinas Pariwisata yang baru dimutasikan menduduki jabatan sebagai Kepala Dinas Koperasi dan UKM. Menurutnya, pelaksanaan Sail Indonesia 2010 menunjukan ada kemajuan. Kendatipun sail sudah selesai namun masih ada kapal yang masuk dan menyinggahi Ende. Total kapal yang masuk selama jadwal sail sebanyak 22 dan pada Sabtu kembali masuk 11 kapal sehingga menjadi 33 kapal yang menyinggahi Nanganio.

Sail Indonesia tahun 2010 ini, kata Any Labina, banyak sailor yang menyinggahi Ende lebih awal dari jadwal yang ditetapkan yakni apda 25 Agustus. Sejak Senin (23/8), kapal-kapal para wisatawan peserta Sail Indonesia 2010 sudah menyinggahi Ende. Kondisi ini disebabkan karena ada titik persinggaan dari 19 titik persinggahan yang tidak menerima para sailor. Selain itu karena terjadi kerusakan pada mesin kapal sehingga mereka langsung menyinggahi Ende.

Diakuinya, untuk mampu mendukung Ende tetap menjadi lokasi titik singgah Sail Indonesia pada tahun 2011 mendatang, perlu dilakukan evaluasi dan pembenahan. Pembenahan dilakukan untuk menyiapkan masyarakat di titik-titik singah yang akan dikunjungi wisatawan saat tiba di Ende. Desa-desa yang menjadi titik singgah, lanjut dia perlu dibenahi dan mempersiapkan masyarakat agar ke depan, desa-desa persinggahan itu dapat dijadikan desa pariwisata bahari seperti di Desa Nanganio.

Soal pemberdayaan, kata Any Labina, dia malah mempertanyakan pemberdayaan seperti apa. Hal itu karena selama pelaksanaan mulai dari persiapan hingga pelaksanaan selalu melibatkan masyarakat di lokasi titik singgal sail. “Prinsip pemebrdayaan sebenarnya sudah kita lakukan seperti melibatkan masyarakat dalam penyiapan panggung, pementasan malam kesenian,” katanya.

Menurutnya, yang perlu didorong saat ini, kata dia adalah asas kemandirian dan keberlanjutan. Artinya, setelah masyarakat disiapkan dan mereka mampu nantinya pelaksanaan sail dapat diserahkan sepenuhnya kepada masyarakat setempat dan dilaksanakan secara berkelanjutan. Berkelanjutan, kata dia diharapkan setelah seluruh titik kunjungan dapat disiapkan dengan baik, dapat dikunjungi setiap saat dan tidak hanya pada saat sail. “Jadiu nantinya dapat menjadi desa wisata online yang berkelanjutan,” kata Any Labina.

Sail, kata dia, merupakan ajang berbuka diri untuk menerima kedatangan wisatawan asing apalagi, memiliki keindahan laut yang luar biasa. Karena itu, perlu berbenah diri untuk menyambut wisatwan asing mengingat sail juga merupakan ajang promosi pariwisata. Kehadiran wisatawan harus dibuat betah agar tinggal lebih lama. Karena itu, pemerintah perlu mendukung desa-desa yang ada untuk berbenah diri agar menjadi desa pariwisata bahari. “Dkungan harus datang dari ebrbagai sektor terkait,” katanya.

Any Labina mengakui, dalam pelaksanaan sail kali ini dinas membutuhkan dana Rp242 juta. Dana tersbeut, kata dia sudah didistribusikan ke semua titik singgah. Dana juga sudah dibagikan kepada sanggar yang menampilkan acara pada saat pelaksanaan sail. Juga ke Kecamatan Maurole senilai Rp58,750 juta untuk membiayai pembuatan panggung, malam galah diner, musik suling dan mosalaki.

Tidak ada komentar: