20 September 2010

GSP Diplesetkan Menjadi Gerakan Sok Pahlawan

  • Bupati Don; Cemeti Bagi Bupati-Wabup dan Jajaran

Oleh Hieronimus Bokilia

Ende, Flores Pos

Bupati Edne, Don Bosco M Wangge mengatakan, saat ini Gerakan Swasembada Pangan (GSP) 2012 telah diplesetkan oleh oknum-oknum tertentu menjadi “Gerakan Sok Pahlawan”. Plesetan GSP itu, menurut Bupati Don dianggap sebagai cambuk bagi bupati dan wakil bupati beserta jajaran untuk lebih bekerja untuk mensukseskan GSP 2012.

Dengan plesetan GSP seperti itu, bupati, wakil bupati dan jajarannya dicemeti untu berbuat sesuatu dan tidak santai dalam upaya mensukseskan GSP 2012. Semua pihak, lanjutnya harus bekerja bersama untuk mensukseskan GSP 2012 karena urusan perut merupakan urusan pertama dan utama. Dengan tanggung jawab dan perannya masing-masing semua unsur terkait berupaya untuk mensukseskan GSP.

Saat ini, kata Bupati Don, kendati GSP baru berjalan satu tahun, namun sudah ada dua desa yang menolak raskin yakni Desa Nuamuri dan Desa Ngalupolo. Menurutnya, langkah warga menolak raskin itu sudah merupakan mkemajuan awal. Walau dia mengakui, warga menolak raskin bukan menjadi indikator keberhasilan keberhasilan GSP.

Pada kesempatan itu, Bupati Don juga mengatakan, dia pernah dikontak dan dikatakan bupati dan wakil bupati gagal memimpin pemerintahan. Kegagalan memimpin pemeritnahan dilihat dari indikator antara lain kota kotor, saluran air macet karena sampah, kota gelap dan pasar Mbongawani menjadi tepat mesum. Ini yang menjadi inidikator bupati dan wakil bupati gagal.

Dikatakan, jika mengatakan kota kotor, menjadi pertanyaan siapakah yang harus bertanggung jawab. Masyarakatdidesa sadar membersihkan lingkungan, kampungnya, tapi di kota buang sampah sembarangan di got lalu pemerintah yang disalahkan. ”Kalau tidak mau kotor mari kita urus rumah tangga masing-masing, urus kebersihan lingkungan masing-masing,” kata Bupati Don.

Menurutnya, saluran tersumbat karena kebiasaan masyarakat yang membuang sampah di saluran air. Selanjutnya terkait listrik gelap, lampu tidak ada, bupati mempertanyakan ketersediaan anggaran untuk penerangan jalan. Menurutnya, anggaran untuk itu masih kurang ditambah lagi pemadaman tiba-tiba yang menyebabkan lampu menjadi rusak. Dia menyarankan agar menghemat biaya menggunakan listrik tenaga surya. Kendati diakui investasi awal mahal tapi dengan pembangkit listrik tenaga surya bisa dimanfaatkan dalam waktu lama dengan biaya murah.

Terkait Pasar Mbongawani jadi tempat mesum, bupati mengatakan, kalau warga yang tinggal di sekitar situ yang katakan seperti itu lalu dia hanya diam saja padahal kejadian terjadi di mukanya. Menurutnya, kalau punya tanggung jawab moral harusnya ikut membantu agar tidak jadi tempat mesum. Menurutnya, hal-hal seperti itu bukannya dipertanyakan kepada bupati karena jika bupati dan wakil bupati yang harus turun tangan mau dikemanakan aparatnya seperti Satpol PP, camat, lurah dan jajarannya. Karena itu dia memint aperan Satpol PP, camat, lurah dan jajarannya untuk memperhatikan hal-hal dimaksud.

Tidak ada komentar: