22 September 2010

Lima Desa di Ende Terima Bantuan Program Lumbung Pangan

  • Desa Mbotutenda Terbaik

Oleh Hieronimus Bokilia

Ende, Flores Pos

Pemerintah pusat dan pemerintah provinsi dalam upaya membantu penanggulangan rawan pangan di sejumlah desa yang mengalami rawan pangan telah memberikan bantuan. Bantuan yang diberikan dalam bentuk program lumbung pangan ini bertujuan untuk mewujudkan desa mandiri pangan. Kabupaten Ende telah dilaksanakan sejak 2007 dan hingga kini sudah lkima desa yang menjadi sasaran program lumbung pangan.

Hal itu dikatakan Kepala Badan Ketahanan Pangan, Penyuluhan Pertanian Kabupaten Ende, Uran Muhidin kepada Flores Pos di ruang kerjanya, Kamis (2/9) didampingi Kepala Bidang Pengkajian dan Kewaspadaan Pangan, Mathilda G Ilmoe dan Kasubag pada Bidang Pengendalian Pangan, Mochdar.

Muhidin mengatakan, program lumbung pangan yang didanai pemerintah pusat dari APBN dan pemerintah provinsi yang bersumber dari APBD I ini sudah digulirkan sejak tahun 2007 di Desa Ondorea Kecamatan Nangapanda dan Desa Mbotutenda Kecamatan Ende. Pada tahun 2007 ini, kedua desa masing-masing mendapatkan alokasi dana Rp200 juta masing-masing dari APBN sebesar Rp100 juta dan APBD I sebesar Rp100 juta.

Program ini, lanjut Muhidin direalisasikan pemerintah pusat setelah melakukan pemantauan desa-desa rawan pangan berat yang terjadi di Kabupaten Ende. Dalam pelaksanaannya, dana yang dikucurkan tersebut dimanfaatkan untuk membangun lumbung di desa. Dana yang ada juga dimanfaatkan untuk membeli hasil pertanian dari masyarakat baik di desa bersangkutan juga di desa-desa lain untuk dijadikan cadangan pangan. Selanjutnya, pangan yang dibeli itu dapat dijual kembali dengan harga yang terjangkau kepada masyarakat ketika memasuki masa paceklik.

Dana yang ada, lanjut dia, juga dikembangkan di dalam kelompok masing-masing. Dana dapat dipinjamkan kepada anggota kelompok sehingga kelompokpenerima bantuan ini nantinya dapat semakin berkembang. Jika kelompok sudah berkembang dan mampu menyiapkan pangan sendiri maka pada suatu saat nanti dapat menjadi desa mandiri pangan. “Sekarang di Desa Mbotutenda berkembang baik. Saat paceklik karena ada cadangan pangan dapat dibeli masyarakat dengan ahrga terjangkau,” kata Uran Muhidin.

Dana bantuan yang telah diberikan kepada masyarakat ini, lanjutnya, terus menjadi milik masyarakat yang tergabung di dalam kelompok. Dana berputar di antara mereka dalam bentuk simpan pinjam kelompok. Dari keuntungan yang diperoleh dalam kegiata sipan pinjam dan jual beli pangan itu akan semakin memperkuat kelompok dan bisa mencapai kemandirian pangan.

Kepala Bidang Pengkajian dan Kewaspadaan Pangan, Mathilda G Ilmoe menambahkan, selain mendapatkan alokasi dana untuk program lumbung pangan pada tahun 2007, Ende masih mendapatkan bantuan yang sama pada tahun 2008, 2009 dan 2010. untuk tahun 2008, hanya satu desa yakni di Desa Lokoboko Kecamatan Ndona, tahun 2009 di Desa Ndungga Kecamatan Ende Timur dan tahun 2010 di Mbuliwaralau Kecamatan Wolowaru. Semua desa tetap mendapatkan alokasi dana Rp200 juta per desa kecuali Mbuliwaralau yang hanya mendapatkan alokasi Rp175 juta.

Dikatakan, dari pemberian bantuan program lumbung pangan ini, di Desa Mbotutenda diberikan kepada delapan kelompok tani di desa. Dari modal yang ada, setelah memasuki tahun keempat, sudah cukup maju dan berkembang bagus. Bahkan Desa Mbotutenda sudah masuk dalam tahap desa mandiri pangan. Modal mereka sudah mencapai Rp300 juta. Sedangkan di Desa Ondorea kendati juga mengalami kemajuan, namun tidak semaju yang terjadi di Mbotutenda. Berkembangnya modal yang dimiliki di Mbotutenda ini, lanjut Mathilda, akrena dipinjamkan kepada anggota kelompok untuk mengembangkan usaha mereka.

Dikatakan, dari perkembangan yang ada, saat ini Desa Mbotutenda sudah emasuki tahap mandiri. Sedangkan Desa Lokoboko telah memasuki tahap pengembangan, Desa Ndungga memasuki tahap penumbuhan dan Mbuliwaralau masih dalam tahap persiapan.

Tahun 2010, lanjut dia, Ende masih mendapatkan alokasi proyek lumbung pangan. Hanya saja, desa yang menjadi sasaran penerima program belum ditetapkan karena masih dalam tahap identifikasi.

Uran Muhidin mengatakan dari program lumbung pangan ini telah membantu ketersediaan pangan di masyarakat. Dia mencontohkan, di Desa Mbotutenda walau didominasi tanaman perkebunan dan kondisi pangannya masih masuk kategori rawan pangan berat, namun dalam kaitan dengan ketersediaan pangannya mencukupi. Hal itu, lanjut Muhidin karena dari hasil perkebunan yang ada dapat dijual untuk membeli pangan yang sudah ada di lumbung pangan desa. “Jadi ketersediaan pangan mereka mencukupi. Ada kelompok yang kumpul hasil dari masyarakat dan jual baru beli pangan di luar desa untuk masyarakat,” katanya.

Tidak ada komentar: