22 September 2010

Orangtua Murid Persoalkan Pemberhentian Anak dari Sekolah

  • Di SMKN 3 Ende

Oleh Hieronimus Bokilia

Ende, Flores Pos

Yosef Ngera, orangtua dari siswa Fruimensius Tomi Ngera memrotes pihak sekolah yang mengeluarkan anaknya dari SMKN 3 Ende di Ekoae. Alasan pembehentian Fumensius karena tidak masuk sekolah selama satu hari. Padahal, anaknya tidak masuk sekolah karena sakit.

Kepada Flores Pos, Jumad (17/9), Yosef Ngera mengatakan, saat sakit, anaknya tidak bisa menulis surat atau meminta temannya memberitahukan ke pihak sekolah. Hal itu karena berdasarkan peraturan di sekolah, yang harus memberitahukan kepada pihak sekolah bahwa anak sakit hanya orangtua atau wali.

Namun, lanjut Ngera, saat anaknya masuk ke sekolah anaknya langsung diusir kepala sekolah dan katakan bahwa dia sudah dikeluarkan dari sekolah. Kejadian anaknya dikeluarkan dari sekolah yakni pada 2 September lalu. Pihak sekolah, kata dia, menyuruh anaknya untuk memberitahukan kepada orangtua untuk menghadap ke sekolah. Sebagai orangtua, dia baru menghadap pada Senin (7/9) dan saat menghadap kepala sekolah dia meminta penjelasan dari kepala sekolah soal dikeluarkannya anaknya dari sekolah.

Pada saat itu, lanjutnya, kepala sekolah menjelaskan soal kesepakatan yang telah dibuat bersama orangtua dan pihak sekolah bahwa bagi siswa yang duduk di kelas tiga tidak boleh absen. Jika anak absen dan tanpa keterangan akan dikembalikan kepada orantua. Pada saat itu, katanya, telah pula dibuat surat kesepakatan yang ditandatanganinya dan anaknya. Pembuatan surat pernyataan itu karena anaknya pernah tidak masuk serkolah selama 23 hari saat masih duduk di kelas dua. Saat itu, katanya, kepala sekolah juga mengatakan bahwa pihak sekolah telah menggelar rapat dan berdasarkan hasil rapat anaknya dikeluarkan dari sekolah dan tidak boleh lagi sekolah.

“Saya sangat kecewa dengan sikap yang dibuat sekolah. Saya minta tanggungjawab dari kepala sekolah karena anak sekolah butuh kerjasama pihak sekolah dan komite. Apalagi anak saya tinggal di dalam kompleks sekolah di rumah ketua komite,” kata Yosef Ngera.

Sebagai orangtua, lanjutnya, merasa sakit hati anaknya dikeluarkan dari sekolah. Apalagi, berdasarkan laporan anaknya sudah tuntas dalam proses belajar dan dinyatakan naik ke kelas tiga. Jiak sampai diberhentikan maka masa depan anaknya semakin tidak menentu. Saat ini dia hanya meminta agar anaknya dapat diterima kembali di sekolah dan mengikuti kegiatan belajkar mengajar. “Tapi kalau tidak kami akan ambil langkah sendiri,” kata Ngera.

Terhadap persoalan ini, lanjutnya, dia bersama anaknya sudah bertemu dengan Kepala Bidang SMK di Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga. Dikatakan, persoalan itui juga sudah diadukan ke DPRD Ende. Saat itu, katanya, pihak dewan juga sudah memanggil Kabid SMK untuk membicarakan permasalahan itu. Kabid SMK menjanjikan akan turun langsung ke sekolah untuk melakukan klarifikasi. Pihak dinas juga menjanjikan untuk memfasilitasi penyelesaian masalah. Namun, janji penyelesaian yang harusnya dilakukan hari Rabu (15/9) sampai saat ini belum dilaksanakan. Karena itu, dia meminta agar persoalan ini segera diselesaikan pihak dinas agar anaknya bisa kembali masuk sekolah. “Kalau makin berlarut-larut anak kami akan ketinggalan pelajaran. Jadi kami minta masalah ini secepatnya diselesaikan,” kata Ngera.

Kepala Bidang SMK Dians PPO Ende, Floriana Meha di ruang kerjanya, Jumad mengatakan, persoalan siswa dikeluarkan yang terjadi di SMKN 3 Ende sudah dilaporkan orangtua siswa ke dinas dan bertemu dengannya. Mereka juga sudah dipanggil Dewan untuk mebicarakan persoalan itu. Mereka menjanjikan untuk turun ke sekolah melakukan klarifikasi. Pada Rabu (15/9), pihak dians sudah turun ke sekolah. Namun saat itu tidsak sempat bertemu kepala sekolah karena pada saat yang sama kepala sekolahnya ke Ende. Karena itu, lanjut Meha, hanya bertemu dengan salah seorang guru dan komite sekolah.

Rencananya, Kamis (16/9) kemarin tim kembali turun ke sekolah bersama anggota DPRD Ende, Arminus Wuni Wasa. Namun rencana itu batal karena ada sidang di DPRD Ende. Saat ini, pihaknya sedang berkoordinasi agar bisa turun ke Ekoae dalam waktu dekat guna menyelesaikan persoalan yang terjadi.

Terhadap kejadian yang ada di SMKN 3 Ende ini, Meha mengingatkan kepada semua pihak baik pihak sekolah, orangtua maupun siswa untuk koreksi diri sejauh mana perannya selama ini untuk membantu suksesnya pendidikan anak. Menurutnya, orangtua hendaknya selalu mencek keberadaan anak agar selalu menetahui perkembangan pendidikan anak. Jangan sampai setelah timbul masalah baru orangtua kaget dan mempersalahkan pihak lain. “Jangan sampai anak keluar dari rumah pamit ke sekolah tapi kemudian tidak sampai di sekolah. Ini yang harus diperhatikan oangtua,” kata Meha.

Tidak ada komentar: