24 Mei 2011

Debit Empat Mata Air Tidak Cukup Layani Seluruh Pelanggan

  • Berlakukan Pelayanan Bergilir

Oleh Hieronimus Bokilia

Ende, Flores Pos

Kondisi ketersediaan air yang ada di empat sumar air yang melayani pelanggan di wilayah Kota Ende saat ini sudah tidak mencukupi. Berdaswarkan hasil kajian dari INDI-AUSAID, untuk dapat melayani 8000 lebih pelangan air yang ada di Kota Ende membutuhkan debit air 89 liter per detik. Sedangkan, debit air yang ada saat ini dari empat sumber air hanya 52 liter per detik sehingga untuk dapat melayani seluruh pelanggan masih mengalami kekurangan 37 liter per detik.

Hal itu dikatakan Direktur Utama Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Kelimutu, Ayub Waka kepada Flores Pos di ruang kerjanya, Selasa (5/4). Ayub Waka mengatakan, PDAM selama ini melayani masyarakat pelanggan memanfaatkan empat sumber mata air. Namun, dari empat sumber mata air itu debitnya sudah mengalami penurunan.

Untuk sumber mata air woloare, debitnya saat ini sembilan liter pe detik. Jumlah ini harusnya hanya mampu melayani 723 pelanggan. Namun kondisi terpasang saat ini mencapai 880 pelanggan. Sumber mata air Aekipa, debitnya 12 liter per detik dan pelayanan maksimal kepada 964 pelanggan dan pelanggan terlyani saat ini sudah mencapai 1.238. sumber mata air Aepana dengan debit 14 liter per detik, masimal terpasang 1.124 sedangkan terpasang saat ini sebanyak 2.046. dwemikian juga dengan mata air Wolowona yang memiliki debit 17 liter per detik, maksimal terpasang 1.366 namun telah terpasang sebanyak 2.809 pelanggan.

Kondisi terpasang dari empat mata air yang ada saat ini. Kata Ayub Waka sudah melampaui ketersediaan air yang dimiliki. Dengan kekurangan debit air seperti itu, mengakibatkan pelayanan kepada pelangan sedikit terhambat. Selama ini, lanjutnya banyak pelanggan yang berteriak tidak dilayani karena memang debit air sudah tidak mencukupi.

Menyikapi hal itu, kata Ayub Waka, sejak tahun 2009, PDAM sudah melakukan survei tiga sumber mata air baru. Masing-masing mata air Mbiri Toro di Rewarangga, mata air Samba di Roworena Barat dan mata air Aekuwu di Lokoboko. Untuk mata air yang terakhir ini, sudah dibantu oleh proyyek PK-PAM Provinsi NTT namun tidak diserahkan pengelolaannya kepada PDAM Ende.

Selain itu, PDAM juga sudah mencoba upaya pemanfaatan sumber air bawah tanah. Dinas Pertambangan Provinsi NTT telah melakukan pemetaan geolistik di kompleks PDAM Ende bekerjasama dengan Dinas Pertambangan Ende. Namun hailnya disampaikan bahwa tidak dapat dilanjutkan karena jika dilakukan pengeboran air kali Wolowona bisa kering. Bnnamun, PDAM dan Dinas Pertambangan akan mencoba menjajaki kemungkinan pemanfaatan air bawah tanah di Ndona dan RSUD Ende. Pengeboran dilakukan Dins Pertambangan dan setelah itu baru pengelolaan diserahkan kepada PDAM.

Dia berharap, pemerintah pusat dan daerah dapat membantu PDAM agar dapat memenuhi kebutuhan air bagi asyarakat. Diakunya, PDAM pernah mengusulkan anggaran untuk modifikasi bak filter pasir lambat sesuai usulan dari INDI-AUSAID. Besaran dana yang dianggarkan sebanyak Rp700 juta. Namun dalam pembahasan lanjutan, anggaran itu tidak disetujui.

Yoseph Lela, Kepala bagian Teknik PDAM Tirta Kelimutu mengatakan, tahun 2011 ini, PK-PAM Provinsi NTT juga akan membangun water treatmen yang baru di samping water treatmen yang ada saat ini. Lahan yang dibutuhkan seluas 20 x 20 meter. Saat ini, kata dia, sudah mulai diproses pemasukan dokumen penawaran di Kupang. Dia berharap, dengan dibangunnya water treatmen ini dapat membantu PDAM dalam pegolahan air untuk didistribusikan kepada masyarakat pelanggan.

Tidak ada komentar: