24 Mei 2011

Simulasi Penanganan Kejadian Darurat Akhiri Pelatihan SSMKD

· * * Dana Carrington, Jangan Pernah Berbohong kepada Media

Oleh Hieronimus Bokilia

Ende, Flores Pos

Pelaksanaan simulasi penanganan kejadian darurat yang melibatkan seluruh peserta pelatihan standar sistem manajemen kejadian darurat (SSMKD) menjadi kegiatan penutup yang mengakhiri seluruh rangkaian kegiatan pelatihan selama lima hari di Hotel Grand Wisata. Simulasi penanganan kejadian darurat ini merupakan ujian akhir bagi seluruh peserta dalam memahami perannya masing-masing dalam sistem manajemen kejadian darurat.

Peserta yang telah dibagikan perannya masing-masing pada hari sebelumnya, pada Jumad (6/5) kemarin mulai menjalankan tugasnnya sesuai peran yang telah diberikan. Dalam sistem komando terpadu yang melibatkan sejumlah isntansi yang terlibat itu, ditunjuk empat orang kepala Komando Pengendalian Lapangan (KPL). Selain empat orang KPL, da juga kepala bagian perencanaan, kepala bagian operasi, kepala bagian informasi dan kepala bagian logistik. Selain itu ditunjuk pula kepala unit operasi, pengamanan keselamatan, penghubung, keamanan dan mereka semua menjalankan perannya masing-masing.

Dalam simulasi yang dimainkan itu, skenario yang dibuat adalah kejadian gempa bumi 8,5 skala richter yang terjadi di Sumatera Barat. Gempa bersifat dangkal dan peringatan tsunami diberikan dengan perkiraan tsunami akan menghantam pesisir Sumatera Barat dalam waktu 15 menit pasca gempa. Gempa yang terjadi telah menimbulkan sejumlah kerusakan, sistem komunikasi telepon seluler putus total dmikian juga telepon konvensional. Pabrik semen juga runtuh dan banyak pekerja yang terluka.

Kepala KPL yang telah ditunjuk bersama Kabag Perencanaan, Kabag Logistik, Kabag Operasi menggelar rapat perencanaan untuk menentukan sasaran, strategi dan taktik penanganan situasi darurat dihadiri unsur-unsur terkait lainnya. Saat rapat sedang berjalan, datang sejumlah keluarga korban yang meminta perhatian untuk secepatnya ditangani. Situasi darurat di pos komando KPL bertambah runyam saat sejumlah wartawan media lokal, nasional dan internasional mendatangi pos komando minta konfirmasi.

Unit operasi juga terus memberikan laporan terkait perkembangan kejadian yang ada di lapangan. Semua perencanaan dilakukan dan menetukan sumber daya apa sdaja yang dibutuhkan dalam penanganan kejadian darurat gempa bumi di Sumatera Barat ini.

Usai pelaksanaan simulasi, John dan Dana mengevaluasi semua peran yang dilakukan peserta. Dana Carrington mengatakan, dalam proses rapat perencanaan, institusi apapun tidak boleh mengambil tindakan sebelum tahu apa yang menjadi sasaran, strategi dan taktik dalam penanganan operasi kejadian darurat. Dalam penanganan, tidak diperkenankan mengirim personel ke lapangan hanya karena ingin agar penanganan cepat dilakukan. Yang lebih penting ada harus tahu ke mana ditugaskan, apa yang dikerjakan karena jika tidak akan menjadi persoalan di lapangan.

Dikatakan, dalam proses perencanaan, tidak harus selesai semua perencanaan baru melakukan tindakan. Namun, lanjut Carrington, setelah mengisi formulir 204 maka sumber daya sudah dapat diterjunkan ke lapangan untuk melakukan operasi kejadian darurat.

Carrington juga mengatakan, dalam kejadian darurat sangat menarik minat media untuk mendapatkan informasi. Hendaknya informasi yang diberikan harus akurat dan bersumber dari sumber-sumber resmi. “Jangan pernah berbohong kepada media,” katanya.

John Montanio menambahkan, satuan komando pengendalian lapangan (SKPL) dirancang agar SKPL yang tiba di lapangan langsung bisa melakukan tindakan sampai ada pengalihan komando. Pada saat terjadi bencana, di lapangan tentu sudah ada komando KPL yang melaksanakan penanganan. Perencanaan yang dilakukan di pos KPL untuk mengatur pengambilalihan komando KPL. Selama belum mengambil alih komandi KPL maka kepala KPL yang ada di lapangan tetap menjalankan tuags operasi pengendalian kejadian darurat.

Dia mengatakan, dalam pelaksanaan simulasi tersebut tentunya masih banyak yang melakukan kesalahan. Namun kesalahan yang dibuat itu baik sehingga dapat diperbaiki. Simulasi itu, kata dia merupakan simulasi yang pertama dan akan terus dilakukan perubahan jika lebih sering melakukan simulasi.

Montanio juga mengatakan, sangat senang karena dalam pelatihan ini diikuti juga perwakilan dari media. Dalam penangana kejadian darurat, ketika media menanyakan informasi hendaknya diberikan. Namun jangan memberikan informasi yang tidak diketahui. Jika tidak mengetahuinya, hendaknya meminta kepada media untuk kembali pada waktu lain karena pada saat-saat kejadian darurat seperti ini memdia juga sangat memahaminya.

Lalu Zainudin, dari Dians kesehatan yang dipercaya menjadi salah satu kepala KPL mengatakan, dalam rapat perencanaan masih terlalu terpaku pada sistem manajemen dan belum fokus pada bencana. Proses perencanaan sedikit terhambat karena adanya informasi-informasi dari unit operasi sehingga memberikan tekanan dalam mengambil keputusan.

M Ruslan dari Kelurahan Tanjung mengatakan, pelatihan seperti ini hendaknya tidak berakhir sampai di sini. Perlu dijadwalkan kegiatan pertemuan dan simulasi rutin yang melibatkan unsur-unsur yang hadir dalam pelatihan ini.

Harapan senada disampaikan Adrianus Moy. Menurutnya, pelatihan yang telah diterima sangat bermafaat dan melihat dari apa yang diterima selama pelatihan sangat berbeda jauh dengan protap yang telah dibuat sebelumnya. Dia berharap, pertemuan dan simulasi rutin dapat dilakukan di waktu-waktu emndatang sehingga ketika terjadi bencana dapat ditindaklanjuti berbekal keterampilan dan pengetahuan yang telah diterima itu.

Tidak ada komentar: