24 Mei 2011

115 Hektare Sawah di Wewaria Terancam Tidak Dapat Diolah

· * 15 Meter Saluran Irigasi Rusak Parah

Oleh Hieronimus Bokilia

Ende, Flores Pos

Rusaknya saluran irigasi Mautenda I yang terdapat di Desa Fataatu Kecamatan Wewaria sangat memberatkan warga petani di sekitar daerah irigasi. Rusaknya saluran irigasi Mautenda I ini mengakibatkan areal sawah yang ada di jalur irigasi tersebut praktis tidak dapat diolah terutama pada musim kemarau.

Hal itu dikatakan Camat Wewaria, Cosmas Ketu Kiri kepada Flores Pos di Ende, Kamis (28/4). Cosmas Ketu mengatakan, saluran irigasi Mautenda I tersebut rusak akibat diterjang banjir pada 4 April 2011 yang lalubanjir yang menerjang mengakibatkan saluran irigasi Mautenda I putus total sepanjang 15 meter. Kerusakan tersebut, lanjutnya juga terjadi karena saluran irigasi yang dibangun sejak tahun 1980-an tersebut berada tepat pada pinggir jalur aliran kali Loworongga.

Dinas Pekerjaan Umum, lanjutnya setelah mendapatkan laporan sudah langsung turun memantau kerusakan yang terjadi. Namun, dari pemantauan itu, hingga saat ini belum ada tindaklanjut. Saluran irigasi yang rusak belum juga diperbaiki.

Dikatakan, kondisi sawah warga yang ada di jalur irigasi Mautenda I hingga saat ini masih dapat diolah. Hal itu karena saat ini curah hujan masih mencukupi untuk mengairi sawah. Namun jika saluran irigasi tersebut tidak cepat diperbaiki maka praktis sawah yang ada di jalur saluran irigasi Mautenda I di Desa Fataatu tidak dapat dikerjakan. “Kalau sampai musim kemarau nanti saluran irigasi ini belum diperbaiki maka praktis akan gagal tanam karena sawah tidak dapat diairi,” kata Cosmas Ketu.

Cosmas Ketu mengatakan, agar ancaman tidak dapat diolahnya sawah warga dapat teratasi maka saluran irigasi Mautenda I yang rusak total sepanjang 15 meter itu harus segera diperbaiki. Dinas teknis terkait yakni Dinas PU diharapkan dapat segera memperbaiki saluran irigasi yang rusak tersebut.

Arminus Wuni Wasa, anggota DPRD Ende dari Partai Demokrat mengatakan, daerah saluran irigasi Mautenda yang dibangun pemerintah itu bertujuan untuk membantu petani di daerah tersebut. Rusaknya saluran irigasi ini praktis akan sangat berdampak pada tingkat produktifitas hasil pertanian warga. Kondisi ini juga jelas akan berdampak pada sukses tidaknya program yang dicanangkan pemerintah yakni gerakan swasembada pangan (GSP) 2012.

Karena itu, lanjut Armin, agar petani tidak dirugikan dan program yang dicanangkan pemerintah bisa mencapai sukses, tidak ada kata lain selain memperbaiki saluran irigasi yang rusak tersebut. Menurutnya, kejadian rusaknya saluran irigasi Mautenda merupakan akibat bencana banjir maka itu tidak saja menjadi tanggungjawab Dinas PU namun juga menajdi tanggungjawab Badan Penanggulangan Bencana Daerah. Apalagi, hingga saat ini, penanganan bencana yang terjadi di wilayah utara Ende sama sekali belum dilakukan. Segala kerusakan yang timbul akibat bencana belum dapat diperbaiki.

Pemerintah, lanjutnya dapat memanfaatkan dana tanggap darurat untuk memperbaiki kerusakan yang ada. Hal itu, lanjut Armin mendesak untuk dilakukan agar tidak menimbulkan keresahan di kalangan warga petani di jalur irigasi Mautenda I Desa Fataatu. “Dana tanggap darurat kan ada. Ini rusak karena bencana jadi pemerintah bisa perbaiki dengan dana tanggap darurat,” kata Armin.

1 komentar:

lian netral mengatakan...

untuk irigasi di desa fata atu, klow bisa tolong di perbaiki, jika pemerinta punya niat untuk memperbaiki sawaluran irigasi yang rusak tersebut, tolong diperbaiki yang benar, jangan sampe dana untuk perbaikan saluran irigasi tersebut sangat sediikit yang di gunaka,sehingga hasil dari irigasi yang di buat sangat tidak efektif, harapan saya coba seteleh pemerbaikan pemerintah harus turun melihat saluran irigasi tersebut