24 Mei 2011

DPRD Ende Dialog dengan Para Pedagang

· * * Di Pasar Mbongawani

Oleh Hieronimus Bokilia

Ende, Flores Pos

DPRD Kabupaten Ende, turun dan berdialog langsung dengan para pedagang di Pasar Mbongawani Ende. Kehadiran para wakil rakyat ini juga ingin melihat langsung kondisi pasar yang selama ini terkesan semrawut dan tidak terurus.

Saat melakukan peninjauan, Rabu (20/4), Ketua DPRD Ende, Marsel Petu didampingi sejumlah anggota DPRD Kabupaten Ende antara lain Herman Yosep Wadhi, Ahmad Alhabsy,Damran Baleti, H. Jusuf Oang, Arminus Wuni Wasa, dan Yustinus Sani. Selain ketua dan anggota DPRD Kabupaten Ende tampak juga dalam kunjungan itu Camat Ende Selatan, Ismail Petorsila dan para staf dari Dinas Perdagangan dan Perindustrian Ende.

Dalam kunjungan ke pasar ini, banyak keluhan dan masukan yang diterima para anggota Dewan. Para pedagang mengeluhkan terkait keberadaan pasar yang sudah tidak layak karena pasar tersebut tidak pernah lagi direhab atau diperbaiki untuk jangka waktu yang cukup lama. Para penjual juga mengeluhkan banyaknya pedagang yang tidak menempati los pasar yang sudah disiapkan namun lebih banyak memilih berjualan di luar los pasar karena dinilai lebih banyak dikunjungi pembeli.

Selain itu, para pedagang juga mengeluhkan kondisi pasar saat ini sudah banyak yang rusak.Atap bangunan pasar banyak yang berlubang serta air tergenang di mana-mana karena tidak adanya saluran irigasi yang memadai. Pasar yang dipenuhi lumpur di sepanjang area pasar ini tidak memberikan kenyamana bagi penjual maupun pembeli.

Salah seorang penjual di Pasar Mbongawani, Nur Azisah kepada Ketua DPRD dan anggota meminta agar pemerintah segera membangun pasar yang lebih layak sehingga dengan demikian dapat mempermuda akses bagi masyarakat yang hendak berjualan ataupun hendak berbelanja.

Terkait dengan harapan warga di Pasar Mbongawani, Ketua DPRD Ende, Marsel Petu meminta kepada pemerintah agar segera membangun jalan setapak dengan semen. “Saat ini kalau hujan turun kondisi pasar Mbongawani penuh dengan lumpur dan hal itu tentu sangat tidak nyaman bagi penjual ataupun pembeli,” kata Petu.

Dalam melakukan penataan pasar Mbongawani, katanya perlu dilakukan koordinasi lintas sektor antara Dinas Perdagangan dan Perindustrian, Dinas Pertanian dan Peternakan, Dinas Tata Kota dan Kebersihan dan Dinas PU sehingga dengan demikian pekerjaan dari masing-masing dinas tidak saling tumpang tindih

Kondisi pasar perlu ditata kembali dengan baik dan perlu diatur lokasi berdasarkan komoditas yang dijual. Misalkan los khusus untuk penjual sayuran, los khusus untuk penjual ikan dan los khusus untuk barang jualan yang lain. Dengan demikian, para pembeli lebih terarah saat berbelanja barang kebutuhan mereka.

Anggota Dewan lainnya Damran I Baleti mengatakan, terkait keluhan para pedagang menyangkut pungutan retribusi yang dilakukan oleh pemerintah karena menurut mereka meskipun pungutan terus dilakukan setiap hari namun kondisi Pasar Mbongawani tetap dibiarkan semrawut. “Setiap hari para pedagang dipungut retribusi dan kalau hal itu terus berlangsung selama seminggu, sebulan serta setahun tentu sudah berapa dana yang berhasil dikumpulkan oleh pemerintah lalu yang menjadi pertanyaan uang-uang itu dikemanakan karena sejuah ini kondisi Pasar Mbongwani masih tetap seperti dahulu bahkan semakin semrawut,” kata Damran Baleti.

Terkait keluhan para pedagang soal listrik di pasar, Damran mengatakan pemerintah perlu memperhatikan itu. Penerangan di pasar perlu diatasi agar pasar tidak lagi difungsikan di luar fungsinya seperti menjadi tempat mesum seperti yang disinyalir selama ini. Menurutnya, pasar tidak lagi sekedar tempat pertemuan antara pembeli dan penjual namun pasar juga menjadi barometer sebuah kota.

Karena itu dia berharap, kondisi pasar saat ini harus secepatnya dibenahi. “Pemerintah perlu berkoordinsi dengan Dewan agar ini menjadi prioritas di tahun 2012. Pasar harus dibenahi tidak pada siang hari tapi juga malam hari agar tidak lagi difungsikan di luar fungsi yang tidak terkait dengan fungsi pasar,” kata Damran Baleti.

Tidak ada komentar: