13 Februari 2011

Pemugaran Stius Sejarah, untuk Pererat Ikatan Bathin

  • Wapres Canangkan Pemugaran Situs Sejarah di Ende

Oleh Hieronimus Bokilia

Ende, Flores Pos

Wakil Presiden (Wapres) Boediono dalam kunjungannya ke Ende dalam dua hari berkesempatan mencanangkan dimulainya pemugaran situs sejarah yang ada di Ende diantaranya rumah tinggal bung Karno selama masa pengasingan, gedung Imakulata yang merupakan tempat pemenatasan tonil dan makam Ibu Amsi, ibu mertua Bung Karno.

Wapres Boediono tiba di Ende, Selasa (28/12) dan dijemput di Bandara Haji Hasan Aroeboesman dan diterima dengan tarian go lamba. Rombongan Wapres lalu langsung menuju lokasi permenmungan Bung Kanro di Lapangan Pancasila.

Wapres Boediono pada kesempatan itu mengatakan, pada hari pencanangan pemugaran situs sejarah di Ende bertepatan dengan hari di mana 75 tahun lalu Pemerintah Belanda mengeluarkan surat pengasinan bagi Soekarno ke Ende. Menurut Wapres Boediono, apa yang terjadi sejak itu hingga saat ini merupakan jejak sejarah yang tidak boleh terlupakan dan harus diingat selalu.

Dikatakan, setahun yang lalu saat berkunjung ke Ende di tempat yang sama sempat bertemu dengan para tokoh masyarakat dan salah satu jalan adalah menelusuri jejak perjalanan perjuangan bangs. Saat itu, tercetus ide lestarikan situs-situs sejarah yang ada di Ende. Dia berharap, ide lestarikan situs serjarah ini tidak saja membangun fisik namun lebih dari itu adalah merekatkan ikatan bathin antara Ende-NTT dengan negeri. Renovasi dan pelestarian yang dilakukan juga dimaksudkan agar situs sejarah ini dapat dinikmati lebih panjang. Ende, kata Wapres Boediono adalah bagian sejarah Republik Indonesia dan hal ini patut dimengerti dan dipahami oleh semua.

Menteri Pariwisata dan Kebudayaan, Jerro Wacik mengatakan, kunjungan Wapres ke situs Bung Karno merupakan penghargaan besar bagi mendiang Bung Karno yang telah berjuang dan menjadi pahlawan bagi bangsa. Dikatakan, ada pemimpin yang kunjungi situs sejarah pertanda baik bahwa benar bangsa kita adalah bangsa yang menghargai jara para pahlawannya.

Apalagi, lanjutnya akan lebih mulia jika ada niat untuk merenofasi situs-situs sejarah yang ada. Pembangunan karakter bangsa harus terus ditingkatkan. Situs kepahlawanan sangat baik untuk bangkitkan semangat kepahlawanan.

Gubernur NTT, Frabs Lebu Raya pada kesempatan sapaannya mengatakan, kedatangan Wapres dan rombongan merupakan berkat bagi masyarakat Ende dan NTT umumnya. Dia berharap, wapres dan rombongan merasa nyaman berada di Ende yang merupakanm bagian dari NKRI. Lebu Raya juga menyampaikan terima kasih atas kunjungan wapres dan perhatiannya yang telah membangkitkan kermbali semangat heroik yang dahulu dikobarkan oleh Bung Karno sebagai proklamator.

Pada kesempatan ini, Wapres Boediono mencanagnkan pemugaran situs sejarah di Ende. Wapres dan rombongan juga meninjau rencana pemugaran yang telah dibuat.

Pada kesempatan itu, dilakukan pula acara penyerahan bantuan buku dari Dana Kemanusiaan Kompas yang diserahkan Frans Sarong dan diterima Ketua Yayasan Ende Flores, Ignas Kleden. Kompas Gramdeia yang telah menyelenggarakan lomba menulis dengan tema semangat Bung Karno di Ende juga membacakan dan menyerahkan hadiah kepada para pemenang lomba.

Juri Lomba menulis tingkat SMA/MA/SMK se-NTT, Pieter P Gero pada kesempatan itu mengatakan, lomba yang dilaksanakan Harian Pagi Kompas berupaya untuk menungkap jejak peradaban NTT. Dari lomba menulis yang diselenggarakan itu, terdapat 437 tulisan yang diterima panitia dari seluruh NTT. Dari tulisan-tulisan itu, Kompas telah menurunkan 40 tulisan dan sejumlah video dapatr diakses di seluruh dunia.

Dari loma menulis itu, keluar sebagai juara pertama Florentina Seko dari SMAN 1 Ende, juara 2, Hendrik Tupen Masan dari SMAK Frateran Podor-Larantuka, juara 3, Emilianus Mite dari SMAK Syuradikara Ende. Juara harapan 1, Andi Wahyudi dari SMA Mumahadiyah Ende, harapan 2, Albertus Dino dari SMAK santu Ignasius Loyola, Labuan Bajo dan harapan k3 diraih siswa SMA Alsioara. Selain menyerahkan hadiah kerpada pemenang lomba, Kompas juga menyerahkan hadiha kepda sekolah-sekolah yang paling banyak pesertanya yang mengirim naskah dalam lomba menulis tersebut,.

Tidak ada komentar: